J5NEWSROOM.COM – Mata uang rupiah pada Selasa (16/4) jatuh ke level terlemahnya dalam empat tahun sewaktu pasar kembali dibuka setelah liburan Idulfitri. Anjloknya nilia rupiah ini mendorong bank sentral untuk melakukan intervensi di pasar untuk membendung penurunannya.
Rupiah melemah sebesar 2,27% menjadi 16.200 per dolar AS, yang merupakan level terlemah sejak awal April 2020. Rupiah bahkan menjadi mata uang paling melemah di antara mata uang negara-negara berkembang di Asia.
Meskipun pasar Indonesia sebelumnya tutup karena hari libur, dolar AS menguat setelah data ekonomi AS yang kuat dan kenaikan inflasi menyebabkan pasar mengabaikan ekspektasi kapan Federal Reserve — atau Bank Sentral Amerika — dapat mulai memangkas suku bunga.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan kepada wartawan bahwa BI “selalu ada di pasar” untuk menstabilkan mata uang dengan melakukan intervensi dengan menjaga keseimbangan supply-demand valuta asing (valas) di pasar melalui triple intervention khususnya di spot dan domestic non-deliverable forward (DNDF), serta berkoordinasi dengan pemerintah.
“BI selalu di pasar. Kami akan pastikan mata uang stabil,” ujarnya usai menghadiri pertemuan dengan Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri membahas dampak meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Sebelumnya, Edi Susianto, kepala departemen moneter BI mengatakan kepada Reuters bahwa bank sentral juga akan meningkatkan daya tarik aset-aset berdenominasi rupiah.
BI mengatakan tekanan terhadap rupiah juga disebabkan oleh berkurangnya sentimen terhadap aset-aset berisiko di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto, yang menghadiri pertemuan yang sama dengan presiden, mengatakan pemerintah sedang memantau dampak meningkatnya ketegangan di Timur Tengah terhadap harga minyak dan biaya logistik.
Indonesia adalah negara pengimpor minyak dan negara yang menghabiskan banyak subsidi energi, termasuk bahan bakar.
Airlangga mengatakan, pemerintah akan memastikan defisit anggaran tidak melebihi pagu yang ditetapkan sebesar 3% dari produk domestik bruto.
Satria Sambijantoro, analis broker Bahana Sekuritas, mengatakan tekanan kenaikan dolar mungkin bertahan jika data inflasi dan pekerjaan AS terus menguat hingga pemilihan presiden AS pada bulan November.
Dia mengatakan BI mungkin perlu menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6,25% pada pertemuan berikutnya untuk membantu menstabilkan rupiah.
BI akan mengadakan rapat kebijakan bulanan pada 23-24 April.
Handy Yunianto, analis di Mandiri Sekuritas, yang memperkirakan rupiah akan berada di kisaran level saat ini, mengatakan cadangan devisa BI yang besar akan memberi BI fleksibilitas dalam menstabilkan mata uang melalui intervensi pasar.
Imbal hasil obligasi acuan 10 tahun naik sebesar 6,888%, tertinggi sejak November 2023.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Agung