Oleh Putra Batubara
PROSES pemilihan kepala daerah seharusnya menjadi momentum untuk menjalankan tradisi demokrasi dengan baik. Di mana, semua kandidat dapat secara terbuka menyampaikan visi, misi, dan program kerja mereka kepada publik.
Ini penting, agar pemilih dapat membuat keputusan yang didasarkan pada pemahaman yang baik tentang apa yang akan dilakukan oleh calon yang terpilih untuk memimpin daerah mereka.
Memang benar, bahwa perdebatan yang berpusat pada “fans club” atau dukungan tanpa substansi hanya akan mengalihkan perhatian dari isu-isu penting yang seharusnya menjadi fokus.
Media, sebagai salah satu stakeholder utama dalam proses demokrasi, memiliki tanggung jawab untuk memainkan peran dalam mengarahkan perdebatan publik ke arah yang lebih substansial.
Ini bisa dilakukan dengan memberikan platform yang seimbang untuk semua kandidat, mendorong diskusi yang mendalam tentang visi, misi, dan program kerja mereka, serta memberikan analisis yang obyektif terhadap apa yang disampaikan oleh setiap kandidat.
Sementara itu, kandidat sendiri juga memiliki tanggung jawab untuk menyusun pesan-pesan mereka dengan jelas dan mudah dimengerti oleh pemilih. Ini berarti tidak hanya menyampaikan janji-janji yang menarik perhatian, tetapi juga memberikan rincian konkret tentang bagaimana mereka akan mencapai tujuan tersebut dan bagaimana itu akan menguntungkan masyarakat secara keseluruhan.
Kandidat dan Tim Pemenangan akan berkomentar oh masih jauh kok, itu nanti saja saat sesudah daftar di KPU dan sudah ditetapkan sebagai Pasangan Calon atau saat debat kandidat saja.
Kalau berkaca pada Pilkada Tahun 2020 justru yang terjadi baik kandidat, tim kampanye dan pendukung terjebak pada perdebatan antar fans club di ruang publik, perdebatan suka dan tidak suka, tidak ada yang berdebat tentang substansi visi misi dan program kerja
Tentu saja, perubahan tradisi pemilihan seperti yang diharapkan akan membutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk kandidat, tim kampanye, media, dan masyarakat secara keseluruhan.
Namun, jika semua pihak dapat bekerja sama untuk meningkatkan kualitas dan substansi dari proses pemilihan kepala daerah, maka kita bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan masyarakat dapat merasa lebih percaya diri dalam memilih pemimpin mereka.*
Penulis adalah Peneliti Indo Data Bermastautin di Batam