Keluarga Korban Penculikan Hamas Desak Pemimpin Dunia Bebaskan Sandera

Seseorang berjalan melewati poster sandera Israel yang ditahan di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, saat protes keluarga sandera dan pendukung mereka, di Tel Aviv pada 25 April 2024. (Foto: AFP)

J5NEWSROOM.COM – Keluarga para sandera yang masih ditawan Hamas di Gaza meminta para pemimpin dunia agar bergabung dengan AS dan lebih dari selusin negara lainnya dalam memastikan pembebasan mereka semua.

Para kerabat sandera yang berkewarganegaraan Amerika, Jerman, Prancis, Inggris, Argentina, Kanada dan lain-lainnya, mengatakan, situasi penyanderaan itu telah menjadi “krisis kemanusiaan internasional,” karena melibatkan orang-orang dari 23 negara.

Para keluarga itu juga mengatakan sekaranglah waktunya untuk menindaklanjuti kata-kata menjadi tindakan bermakna.

Yossi Schneider, sepupu Shiri Bibas, warga Argentina-Israel yang diculik bersama dengan dua anak berikut suaminya, mengatakan, “Inilah waktunya, bukan sekadar membuat pernyataan, ini waktunya untuk tidak hanya mengeluarkan kata-kata. Ini waktunya untuk bertindak dan memahami bahwa kita menghadapi organisasi teror radikal yang hanya ingin menghancurkan kita dan inilah saatnya bagi dunia untuk bangun dan berupaya sekuat tenaga untuk membawa kembali orang-orang itu.”

Dalam upaya terbaru menghadapi tekanan masyarakat untuk memajukan perundingan mengenai kemungkinan gencatan senjata dengan Israel, Presiden AS Joe Biden dan para pemimpin dari 17 negara lainnya mengeluarkan pernyataan bersama hari Kamis pagi yang menyerukan agar Hamas membebaskan semua sandera yang ditawannya di Gaza.

Ruby Chen, ayah Itay Chen, warga Amerika-Israel yang tewas dalam serangan 7 Oktober, mengatakan ia berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat di Gedung Putih dalam mengumpulkan para pemimpin, membuat semua negara mendukung pernyataan itu. Ia mengatakan bahwa penting sekali bagi mereka untuk tetap fokus pada fakta bahwa ada 133 sandera yang dalam 202 hari tidak menerima perawatan medis, kunjungan apa pun, sementara keluarga tidak tahu apakah para sandera masih hidup dalam waktu selama itu.

Negara-negara lain yang ikut dalam pernyataan bersama itu adalah Argentina, Austria, Brasil, Bulgaria, Kanada, Kolombia, Denmark, Prancis, Jerman, Hongaria, Polandia, Portugal, Romania, Serbia, Spanyol, Thailand dan Inggris.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Agung