Oleh Putra Batubara
EMPAT bulan menjelang pendaftaran calon walikota Batam partai politik sudah menyambut dengan membuka penjaringan bakal calon walikota dan wakil walikota Batam. Jika dilihat dari peta pendaftaran keliatan jelas bahwa nama Marlin dan Amsakar yang muncul mendaftar sebagai bakal calon walikota Batam.
Jika hanya kedua nama tersebut maka isu utama keduanya adalah melanjutkan pembangunan diera Walikota Muhammad Rudi, karena keduanya merupakan orang terdekat Muhammad Rudi. Marlin Agustina adalah Istri Muhammad Rudi yang saat ini menjabat Wakil Gubernur Kepri sementara Amsakar Achmad adalah Wakil Walikota Batam pasangan Muhammad Rudi saat ini
Jika keduanya saat ini dianggap punya kekuatan yang seimbang, maka memutuskan wakil walikota adalah penentu kemenangan bagi keduanya. Amsakar sendiri sudah mencoba berpasangan dengan Irwansyah, pada Maret 2024 pasangan ini mengumpulkan relawan dan menyatakan diri siap maju berpasangan, tapi sampai batas akhir pendaftaran jalur independen tanggal 12 Mei 2024 pasangan yang menamai diri AMIR ini tidak kunjung tiba mendaftar, satu peluang tiket hilang. Selanjutnya, Amsakar dan Irwansyah sama-sama mendaftarkan diri lewat penjaringan partai politik
Marlin sendiri terkesan lebih santai dan tidak terlalu banyak gimmick politik, dia mendaftarkan diri lewat partai politik. Jika ditanya siapa wakilnya, Marlin masih enggan menjawab. Belakangan ada nama-nama yang beredar dipasangkan dengan Marlin baik oleh kelompok masyarakat ataupun pengamat.
Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin Hamid sudah bergerak dengan menyebarkan banyak alat peraga dan Jefridin menunjukkan keseriusannya dengan mendaftarkan diri lewat penjaringan partai politik. Selain itu ada nama Teddy Nuh, Ketua KNPI Provinsi Kepri, nama Teddy Nuh dianggap cocok menjadi wakil Marlin, karena dianggap representasi kaum muda, dikenal dekat dengan Ust Abdul Somad, Dai Kondang yang sering mengunjungi Kota Batam.
Selain itu ada juga Ust Suyono, Ketua PMB (Persatuan Mubaligh Batam), Suyono dianggap dapat menambah suara bagi Marlin dan dapat mengimbangi gaya komunikasi Amsakar di tengah masyarakat.
Partai politik tentu akan menjatuhkan dukungannya kepada calon yang dianggap punya peluang memenangkan Pilkada Batam. Marlin dan Amsakar punya PR mencari wakil yang tepat, yang bisa memenangkan pertarungan. Mungkin karena mentor politiknya suami sendiri jadi keliatan Marlin jauh lebih tenang menghadapi Pilkada Batam daripada Amsakar.
Amsakar terkesan terburu-buru menentukan wakilnya, padahal ada nama lain yang bisa menambah suara misalnya Suryani dari PKS, Taba Iskandar dari Golkar, keduanya nama tersebut punya peluang menambah suara dan tenaga Amsakar, dan partainya-pun masing-masing memiliki 6 kursi di DPRD Kota Batam
Paham Persoalan Batam
Marlin dan Amsakar dianggap memahami persoalan dan terobosan yang dilakukan oleh Muhammad Rudi saat menjabat Walikota Batam, tentu hal ini tidak menyulitkan keduanya dalam bekerja jika diberikan amanah sebagai Walikota Batam. Marlin dan Amsakar sudah lama magang dan dimentori langsung oleh Muhammad Rudi. PR mereka tinggal bagaimana meyakinkan masyarakat bahwa merekalah yang pantas meneruskan pembangunan di Kota Batam.
Marlin memantaskan diri dengan menjadi Ketua Muslimat NU Kepri baru-baru ini, organisasi wanita islam terbesar di Indonesia, yang Ketua Umumnya-pun mantan Menteri dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Sementara Amsakar telah dinobatkan sebagai Ketua KAHMI Batam, jaringan organisasi mahasiswa islam yang cukup mewarnai pembangunan di tanah air, banyak kadernya jadi menteri, ketua partai dan kepala daerah.
Ada banyak yang harus dipertahankan dan dikejar Walikota Batam pengganti Rudi, IPM (Indeks Pembangunan Manusia) yang trend setiap tahunnya terus meningkat perlu dipertahankan dan tingkatkan kemudian pertumbuhan ekonomi Batam yang sudah bagus perlu ditingkatkan.
Kemudian persoalan faskes (fasilitas kesehatan) perlu ditingkatkan kualitasnya terutama di daerah pulau agar tindakan medis tertentu tidak perlu harus dirujuk ke RS besar di Batam. Termasuk persoalan kecelakaan kerja, Pemko Batam ke depan perlu mengetatkan standar keselamatan kerja agar tidak terulang masalah yang sama.*
Penulis adalah Peneliti Indodata Bermestautin di Batam