J5NEWSROOM.COM, Iran – Mantan Presiden Iran beraliran garis keras, Mahmoud Ahmadinejad, mendaftarkan diri pada hari Minggu (2/6) sebagai calon kandidat dalam pemilihan presiden Iran mendatang, guna mendapatkan kembali posisi politik tertinggi di negara itu setelah insiden kecelakaan helikopter yang menewaskan presiden Iran Ebrahim Raisi.
Pendaftaran mantan pemimpin populis ini memberi tekanan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamaeini. Pasalnya, ketika menjabat, Ahmadinejad secara terbuka menantang ulama berusa 85 tahun itu dan upayanya pencalonan dirinya pada tahun 2021 dilarang oleh pihak berwenang.
Kembalinya politisi yang kerap berbicara tentang holocaust tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Barat terkait program nuklir Iran yang berkembang pesat, mempersenjatai Rusia dalam perangnya di Ukraina, serta tindakan keras secara luas terhadap pembangkang di negara tersebut.
Sementara itu, dukungan Iran terhadap pasukan proksi milisi di seluruh Timur Tengah secara umum juga menjadi sorotaan utama karena pemberontak Houthi Yaman menyerang kapal-kapal di Laut Merah akibat perang Israel-Hamas di Jalur Gaza.
Ahmadinejad adalah kandidat paling menonjol yang mendaftar sejauh ini. Setelah pendaftarannya, ia mengatakan bahwa dirinya bertekad akan mengupayakan “keterlibatan konstruktif” dengan dunia dan meningkatkan hubungan ekonomi dengan semua negara.
“Berbagai masalah ekonomi, politik, budaya dan keamanan telah melampaui situasi di tahun 2013,” kata Ahmadinejad, mengacu pada tahun ketika ia meninggalkan kursi kepresidenan setelah dua periode. Setelah berbicara kepada para jurnalis, Ahmadinejad berkata sembari mengacungkan jarinya ke udara, “Hidup kebangkitan, hidup Iran!”
Pemilu Iran dijadwalkan berlangsung pada tanggal 28 Juni untuk menggantikan Presiden Ebrahim Raisi, anak didik garis keras Khamenei, yang tewas dalam sebuah kecelakaan helikopter pada bulan Mei bersama tujuh orang lainnya.
Periode pendaftaran selama lima hari akan ditutup pada hari Selasa (4/6), dan Dewan Wali diperkirakan akan mengeluarkan daftar akhir kandidat dalam waktu 10 hari. Hal itu akan memungkinkan kampanye selama dua minggu sebelum pemungutan suara digelar pada akhir Juni mendatang.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Agung