J5NEWSROOM.COM, Yerusalem – Kunjungan Blinken tidak lain adalah untuk mendorong proposal gencatan senjata dan pembebasan sandera yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden.
“Sepuluh hari yang lalu, Presiden Biden mengajukan proposal tentang Gaza: kembali memulangkan para sandera dan membawa kita ke jalur resolusi konflik yang abadi di Gaza,” jelas Blinken.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken menyebut kembali proposal terkait gencatan senjata dan pembebasan sandera dalam perang Israel-Hamas sebelum bertolak ke Israel dari Kairo.
Setelah menemui Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi pada hari Senin (10/6), Blinken lalu menemui Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari yang sama sebagai bagian dari misi perdamaian yang dilakukannya.
Menurutnya, proses yang menghambat terwujudnya kesepakatan gencatan senjata di Gaza akibat tidak adanya respons yang positif dari Hamas.
“Apakah Hamas ingin mengakhiri konflik ini, mengakhiri perang yang dimulainya atau tidak? Kita akan lihat nanti. Tetapi yang jelas, hampir seluruh dunia telah bersatu untuk mendukung proposal tersebut. Pertanyaannya sekarang adalah apakah Hamas akan menyetujuinya?,” sebut Blinken.
Atas pernyataan tersebut, salah satu pejabat senior Hamas mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pernyataan Blinken terkait gencatan senjata di Gaza itu “berat sebelah ke Israel.”
Kunjungan Blinken kali ini merupakan kunjungan kedelapan yang dilakukannya serelah serangan 7 Oktober lalu, di tengah gejolak internal pemerintahan Israel.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani pada hari Senin mengatakan bahwa pemerintahan Israel kini diambang “kehancuran internal” yang ditandai dengan banyaknya pejabat Israel yang mengundurkan diri.
Yang terbaru ialah Benny Gantz, seorang anggota sentris dari tiga anggota kabinet perang Israel, mengumumkan pengunduran dirinya pada hari Minggu (9/6), menuduh Perdana Menteri Netanyahu salah mengelola upaya perang dan mengutamakan “kelangsungan hidup politiknya” daripada kebutuhan keamanan negara.
“Pengunduran diri yang berulang-ulang di kabinet rezim Zionis dan di antara pejabat militer dan keamanan menunjukkan runtuhnya internal rezim dan kegagalannya untuk mencapai salah satu tujuan yang telah ditetapkan selama delapan bulan serangan di Jalur Gaza,” sebut Kanaani.
Dewan Keamanan PBB menjadwalkan pemungutan suara pada Senin sore di New York terkait resolusi AS yang menyambut proposal gencatan senjata Presiden Biden, yang disebut telah disetujui Israel, dan menyerukan agar Hamas menyetujui tiga-tahap rencana dalam proposal tersebut.
Namun, operasi penyelamatan empat orang sandera yang dilakukan Israel pada hari Sabtu (8/10) diperkirakan akan membulatkan tekad Hamas untuk meneruskan peperangan dan mempersulit terwujudnya gencatan senjata ini.
“Jika mereka (Israel) berpikir bahwa dengan mengambil empat tahanan dari kelompok perlawanan, bahwa mereka bisa membebaskan sandera lainnya dengan operasi kriminal seperti ini, maka mereka delusional,” ujar perwakilan Hamas di Lebanon, Ahmad Abdul Hadi pada hari Senin (10/6) kepada kantor berita the Associated Press.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, perang Israel terhadap Hamas di Gaza telah menewaskan lebih dari 36,730 orang. Warga Palestina kini menghadapi bencana kelaparan yang meluas akibat terputusnya akses makanan, obat-obatan dan kebutuhan lainnya.
Pada Sabtu malam, puluhan ribu warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut adanya kesepakatan dengan Hamas, serta memprotes pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Selain bertemu Netanyahu nantinya, Blinken juga dijadwalkan bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada hari yang sama, serta mendiskusikan rencana pemerintahan dan rekonstruksi pascakonflik di Gaza.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah