j5NEWSROOM.COM, Brussel – Uni Eropa, Rabu (6/12) memperingatkan akan mengenakan tarif tambahan hingga 38 persen pada impor mobil listrik China mulai bulan depan setelah penyelidikan anti-subsidi, sebuah langkah yang berisiko memicu perang dagang yang sengit.
Brussel tahun lalu membuat marah Beijing dengan meluncurkan penyelidikan untuk membela produsen Eropa dalam menghadapi lonjakan impor China yang lebih murah.
Kementerian perdagangan China mengecam keputusan tersebut sebagai “perilaku proteksionis terang-terangan”, dalam sebuah pernyataan marah setelah pengumuman tersebut.
Ada juga perbedaan pendapat di Uni Eropa dengan Jerman, mitra dagang utama China, yang mengatakan bahwa tarif tersebut akan merugikan perusahaan-perusahaan Jerman.
Komisi Eropa telah mengusulkan kenaikan tarif sementara untuk produsen China: 17,4 persen untuk pasar utama perusahaan BYD, 20 persen untuk Geely dan 38,1 persen untuk SAIC.
Uni Eropa mengatakan bahwa jumlah tersebut tergantung pada tingkat subsidi negara yang diterima oleh perusahaan-perusahaan tersebut.
Produsen mobil listrik di China yang bekerja sama dengan Uni Eropa akan dikenai tarif 21 persen, sementara yang tidak bekerja sama akan dikenakan bea masuk 38,1 persen.
Ini akan menjadi tambahan dari bea masuk yang berlaku saat ini sebesar 10 persen.
Komisi itu menyebut “subsidi yang tidak adil” di China, “menyebabkan ancaman kerugian ekonomi” bagi para pembuat mobil listrik Uni Eropa.
Ruang untuk negosiasi
Juru bicara kementerian perdagangan China mengatakan keputusan Uni Eropa berisiko “menciptakan dan meningkatkan gesekan perdagangan”.
Juru bicara kementerian luar negeri Lin Jian memperingatkan, “China akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingannya yang sah.”
Untuk menghentikan pengenaan tarif tambahan, Beijing dan Brussel harus menyelesaikan masalah subsidi.
Tarif-tarif pajak tersebut akan berlaku sementara mulai 4 Juli dan kemudian secara definitif mulai November, kecuali jika ada mayoritas negara-negara Uni Eropa – 15 negara yang mewakili setidaknya 65% populasi blok tersebut – memilih untuk menentang langkah tersebut. Tarif Uni Eropa, meskipun tinggi, lebih rendah daripada tarif 100 persen yang diberlakukan Amerika Serikat mulai bulan lalu terhadap mobil listrik China.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah