Abderrahmane Douffi, Pandai Besi Aljazair Pencetak Pisau Tradisional untuk Kurban Iduladha

Pandai besi Abderrahmane Douffi (85 tahun) sedang mengerjakan pisau tradisional di bengkelnya di kota Bou Saada, Aljazair.

J5NEWSROOM.COM, Aljazair – Banyak orang meyakini Abderrahmane Douffi adalah satu dari pembuat pisau Bou Saadi yang tersisa di kota itu. Ia mewarisi keterampilan dan profesi pandai besi dari kakek moyangnya.

“Saya sudah melakukan ini selama lebih dari 75 tahun. Saya memulainya pada usia 8 tahun, bersama paman dan ayah saya. Dulu mereka juga pembuat pisau.”

Douffi tekun mempelajari seni membuat pisau khas kota tempat tinggalnya. Sampai sekarang, walaupun sudah berusia 85, ia tetap aktif menempa baja cair, membentuknya menjadi pisau. Metode yang digunakannya tetap sama, metode tradisional yang telah ratusan tahun diwariskan secara turun temurun.

Ditempa dari baja murni, pisau Bou Saadi dikenal tahan lama dan tajam, dan bisa digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari mencukur hingga menyembelih ternak.

“Sangat efisien untuk menyembelih kurban pada Iduladha, dan pisau Bou Saadi dibuat di kota Bou Saada,” jelasnya.

Pembeli pisau buatan Douffi, Rabeh, mengatakan, “Saya akan membeli pisau ini untuk menyembelih domba kurban pada Iduladha. Pisau buatannya bisa dipastikan bagus. Saya sudah berkali-kali membeli darinya. Pisau ini untuk sepupu saya. Dia menelepon dari kota Bouira dan meminta saya membeli satu untuk dia.”

Ketika ditanya mengapa pisau itu untuk menyembelih kurban, Rabeh menjawab, “Ini adalah pisau yang sangat tajam dan dapat digunakan untuk menyembelih. Pisau ini tidak berkarat dan tetap tajam walaupun sudah 100 tahun.”

Pembeli lain, Mourad Ziani, mengatakan, “Saya ke sini untuk membeli pisau Bou Saadi, yang kami sebut Al Khodmi yang artinya untuk bekerja karena kami menggunakan pisau ini untuk bekerja, untuk menyembelih atau untuk digunakan sehari-hari di rumah. Pisau ini bisa kita temukan di setiap rumah di Bou Saada, bahkan di seluruh Aljazair. Mereka membeli pisau Bou Saadi dan itu terkait dengan kota Bou Saada. Kami datang khusus untuk membeli pisau ini dari Paman Abderrahmane (Douffi) karena dia masih menggunakan tradisi kuno. Dia memberi kami saran dan memberi kami produk yang baik.”

Pemilik toko kerajinan di Bou Saada, Amar Touama, memuji kualitas pisau Bou Saadi dan menyebutnya “warisan kota kami.”

“Ada pisau yang sudah dimiliki orang selama 120 tahun. Pisau ini tahan lama dan diwariskan dari generasi ke generasi. Tentunya pisau ini dibuat dengan baik supaya bisa awet dalam waktu lama.”

Touama menambahkan, tujuan utama orang membeli pisau Bou Saadi adalah untuk menyembelih hewan kurban.

“Pisau Bou Saadi dikenal untuk kurban Iduladha. Mereka bisa juga menggunakannya untuk berbagai keperluan lain. Pada masa revolusi, pisau itu menjadi andalan kaum revolusioner di Aljazair untuk menjalankan misi-misi rahasia.”

Iduladha adalah satu dari dua hari raya besar umat Islam. Muslim menyembelih ternak untuk mengenang ketaatan Nabi Ibrahim atas perintah Tuhan.

Sebagian besar daging kurban dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah