Pemahaman Budaya Lokal Tanamkan Sensitivitas Keragaman Sosial dan Nilai-Nilai Budaya Lokal

Flayer sharing bertajuk ‘Peningkatan Kemampuan Komunikasi dalam Mendukung Kinerja Personel Polda Sulawesi Tengah yang Humanis dan Inovatif’. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Palu – Program pelatihan yang fokus pada pemahaman budaya lokal, termasuk bahasa, kebiasaan, dan norma masyarakat setempat penting diberikan kepada setiap personel kepolisian yang dalam melaksanakan tugasnya bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Ini membantu personel berkomunikasi dengan lebih baik dan menghargai keragaman yang ada di Sulawesi Tengah (Sulteng). Tanamkan pemahaman dan sensitivitas terhadap nilai-nilai budaya masyarakat setempat untuk menghindari miskomunikasi dan konflik yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau ketidakpekaan budaya.

Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menyampaikan materi tentang pentingnya komunikasi dalam mendukung kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri), strategi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi, penerapan komunikasi yang humanis dan inovatif dalam tugas kepolisian, serta tips dan trik untuk menjadi komunikator yang efektif.

Rabu 12 Juni 2024 ini, Dr Aqua Dwipayana telah berada di Sulteng untuk kembali menjalanklan rangkaian silaturahim serta Sharing Komunikasi dan Motivasi di tiga lembaga berbeda.

Pada pagi hari, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut berbicara di hadapan para personel dari Kepolisian Daerah (Polda) Sulteng. Sementara pada siang harinya, Dr Aqua Dwipayana melawat ke Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Palu. Setelah itu dilanjutkan bicara di Hotel Santika Palu.

Sharing di Polda Sulteng tersebut semula merupakan bagian dari rangkaian program Sharing Komunikasi dan Motivasi di Direktorat Kepolisian Air dan Udara Badan Pemelihara Keamanan Kepolisian Republik Indonesia (Ditpolairud Baharkam Polri) di seluruh Indonesia yang sudah masuk sesi ke-24.

Ketika Dirpolairud Polda Sulteng Kombes Pol Muhammad Yudie Sulistiyo melaporkan kegiatan tersebut kepada Kapolda Sulteng Dr Agus Nugroho, S.I.K., S.H., M.H, Kapolda menyambut positif dan bahkan meminta kegiatan itu digelar di tingkat Polda.

“Sayang kalau kehadiran tokoh seperti Dr Aqua Dwipayana tidak kita manfaatkan untuk memberikan motivasi di lingkup Polda Sulteng. Saya meminta kesediaan beliau untuk memberikan sharing di lingkungan Polda Sulteng sehingga materi penyampaian dari beliau bisa diterima lebih luas lagi jangkauannya,” ungkap Irjen Pol Dr Agus Nugroho.

Dr Aqua Dwipayana yang menerima amanah tersebut langsung mengiyakan dan menganggap hal tersebut sebagai rezeki baginya. “Ini amanah sekaligus rejeki bagi saya untuk menyampaikan sharing di lingkungan Polda Sulteng. Tentu saja ini merupakan undangan simpatik dari Kapolda Sulteng Bapak Irjen Pol Dr Agus Nugroho,” ucapnya.

Sementara itu, Kakorpolairud Baharkam Polri Irjen Pol Mohammad Yassin Kosasih, S.IK., M.Si, M.Tr.Opsla yang merupakan sahabat karib Dr Aqua Dwipayana mengapresiasi keputusan Irjen Pol Dr Agus Nugroho yang merupakan rekan seangkatannya.

Sebagaimana diketahui, Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih yang mengadakan program rangkaian Sharing Komunikasi dan Motivasi Dr Aqua Dwipayana di Ditpolairud seluruh tanah air yang saat ini sudah memasuki sharing ke-24 di 24 provinsi di Indonesia.

“Ini merupakan hal yang positif dan perlu diapresiasi. Kapan lagi kita bisa mendatangkan sosok motivator sekaliber Dr Aqua Dwipayana. Apalagi beliau melaksanakannnya dengan keikhlasan dan sepenuh hati bahkan menegaskan bahwa berbicara di lingkungan TNI dan Polri beliau tidak pernah mau dibayar,” kata Irjen Pol Mohammad Yasin Kosasih.

Di Mako Polda Sulteng, pria dengan jejaring pertemanan sangat luas tersebut menyampaikan materi sharing bertajuk ‘Peningkatan Kemampuan Komunikasi dalam Mendukung Kinerja Personel Polda Sulawesi Tengah yang Humanis dan Inovatif’. Bertempat di Aula Rupatama Polda Sulteng Jalan Soekarno-Hatta Kota Palu.

Peserta sharing berjumlah sekitar 100 orang yang merupakan personel Polda Sulteng dengan pangkat kombes pol, AKBP, kompol, AKP, Iptu, Ipda, Aiptu, Aipda, Bripka, Brigadir, Briptu, Bripda, Bharaka, dan Bharada, serta Ibu-Ibu Bhayangkari.

Oleh karena itu, menurut pria yang senang berbagi ini, penting memberikan pelatihan dasar komunikasi yang mencakup keterampilan menyimak aktif, berbicara secara jelas dan efektif, serta penggunaan bahasa tubuh yang tepat. Ini membantu personel untuk lebih memahami dan dipahami oleh masyarakat.

Pria rendah hati ini menekankan bahwa komunikasi yang humanis dan inovatif sangatlah penting bagi Polri dalam membangun kepercayaan publik dan menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif. “Polri harus mampu berkomunikasi baik dengan masyarakat, baik secara verbal maupun non-verbal. Polri juga harus mampu berinovasi dalam cara berkomunikasi dengan masyarakat, sehingga pesan yang disampaikan dapat diterima dengan mudah dan dipahami oleh semua kalangan,” jelas Dr Aqua Dwipayana.

Manfaat Besar

Sharing Komunikasi dan Motivasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi personel Polda Sulteng dalam meningkatkan kemampuan komunikasi mereka dan menerapkannya dalam tugas sehari-hari. Juga dapat berkontribusi pada peningkatan kinerja Polri yang humanis dan inovatif, serta terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif di Sulteng.

Menurut Dr Aqua Dwipayana, peningkatan kemampuan komunikasi bagi personel Polda Sulteng sangatlah penting dalam mendukung kinerja yang humanis dan inovatif. Komunikasi yang efektif dapat membantu personel dalam berbagai aspek, seperti:

  • Membangun hubungan baik dengan masyarakat: Komunikasi yang baik dengan masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan dan kerjasama publik terhadap Polri. Hal ini penting untuk menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif di Sulteng.
  • Meningkatkan penyelesaian masalah: Kemampuan komunikasi yang mumpuni dapat membantu personel dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang humanis dan damai.
  • Meningkatkan efektivitas penegakan hukum: Komunikasi yang jelas dan lugas dapat membantu personel dalam menyampaikan informasi hukum kepada masyarakat dan menegakkan hukum dengan cara yang adil dan transparan.
  • Meningkatkan motivasi dan kinerja personel: Komunikasi yang terbuka dan positif dapat meningkatkan motivasi dan kinerja personel, sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih efektif dan efisien.

Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat itu kemudian menguraikan beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi personel Polda Sulteng.

“Pertama, memberikan pelatihan komunikasi yang berfokus pada berbagai keterampilan, seperti komunikasi interpersonal, komunikasi publik, dan negosiasi. Kemudian, membentuk unit komunikasi yang bertugas untuk memberikan pelatihan, pendampingan, dan evaluasi terhadap kemampuan komunikasi personel,” ujar Dr Aqua Dwipayana.

Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu melanjutkan staregi lainnya berupa penerapan budaya komunikasi yang positif di lingkungan Polda Sulteng, di mana personel didorong untuk berkomunikasi secara terbuka, saling menghormati, dan konstruktif.

Juga, lanjut Dr Aqua Dwipayana, pemanfaatan teknologi yakni memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan komunikasi dengan masyarakat, seperti melalui media sosial, website, dan aplikasi mobile.

“Dengan meningkatkan kemampuan komunikasi, personel Polda Sulteng dapat menjadi lebih humanis, inovatif, dan efektif dalam menjalankan tugasnya. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada terciptanya situasi kamtibmas yang kondusif dan masyarakat yang sejahtera di Sulteng,” kata Dr Aqua Dwipayana menegaskan.

Sekilas Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah

Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (disingkat Polda Sulteng) adalah pelaksana tugas kepolisian dalam lingkup wilayah Provinsi Sulteng. Polda Sulteng dibentuk pada tahun 1995, dan saat ini dipimpin oleh jenderal bintang dua atau Inspektur Jenderal Polisi.

Visi

Terwujudnya Sulawesi Tengah yang Aman dan Tertib.

Misi

Melindungi, melayani, dan mengayomi masyarakat dengan memperhatikan kearifan lokal.

Pimpinan: Inspektur Jenderal Polisi Dr Agus Nugroho, S.I.K., S.H., M.H (Kapolda Sulteng).

Prestasi:

a) Januari hingga Mei 2024 Ditresnarkoba Polda Sulteng dan polres jajaran telah mengungkap 245 kasus peredaran gelap narkoba di Sulteng. Dari 245 kasus tersebut 314 orang ditetapkan sebagai tersangka. untuk barang bukti yang disita, di antaranya narkoba jenis sabu-sabu seberat 54.463,82 gram, ganja 1.129,58 gram dan obat daftar g (thd) sebanyak 5.769 butir.

b) Ditpolairud Polda Sulteng membuat inovasi kreatif dengan memanfaatkan lahan kosong di lingkungan kantor menjadi lahan berkebun dan beternak ikan dengan metode kolam bioflok.

Nilai-nilai yang selalu disampaikan pimpinan:

A. Catur Jaga

  1. Jaga diri.
  2. Jaga keluarga.
  3. Jaga hubungan baik dengan masyarakat.
  4. Jaga nama baik institusi.

B. Asta Siap

  1. Siap peranti lunak.
  2. Siap posko.
  3. Siap latpraops.
  4. Siap kondisi kamtibmas.
  5. Siap masyarakat.
  6. Siap kekuatan personel.
  7. Siap sarana prasarana.
  8. Siap anggaran.

Sejarah

Pembentukan kepolisian daerah yang menaungi wilayah Sulteng berawal pada likuidasi yang dilakukan dalam unsur Polda Sulawesi Utara dan Polda Sulutteng. Keberadaan organisasi kepolisian daerah di wilayah bagian tengah Pulau Sulawesi berjalan seiring dengan terbentuknya Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 1964.

Terbentuknya Sulawesi Tengah, menandai pembentukan organisasi kepolisian pertama, yang disebut dengan Komando Resor Angkatan Kepolisian (Korak). Korak Sulawesi Tengah membawahi Komando Resor (Kores di tingkat kabupaten seperti Kabupaten Donggala, Poso, Banggai, dan Buol Tolitoli.

Pada tahun 1971, namanya diubah menjadi Komando Antar Resor (Komtarres). Setahun setelahnya, Komtarres Sulawesi Tengah berubah menjadi Kepolisian Wilayah 152 (Kowil). Sejak tahun 1982, akronimnya diganti menjadi Kepolisian Wilayah (Polwil). Pada tanggal 29 Maret 1995, status Polwil Sulawesi Tengah ditingkatkan menjadi Polda, dan dipisahkan dari Kepolisian Daerah Sulawesi Utara. Pada hari yang sama, Kapolri Jenderal Pol. Banurusman, meresmikan berdirinya Polda Sulteng.

Pada tanggal 20 Mei 2008, gedung utama markas Polda Sulteng mengalami kebakaran. Lantai dua dari bangunan utama—termasuk ruang kerja Kapolda—terbakar habis dalam waktu kurang dari dua jam. Kebakaran tersebut memusnahkan ratusan data dan berkas kepegawaian.

Puluhan unit mobil pemadam kebakaran didatangkan ke lokasi, tetapi baru mampu memadamkan kobaran api sejam kemudian. Saat peristiwa ini terjadi, Kapolda saat itu, Brigjen Pol Suparni Parto baru sepekan menjabat. Suparni sendiri saat itu kebetulan sedang berada di Poso.

Pada tanggal 15 November 2019, Jenderal Pol Idham Azis selaku Kapolri saat itu mengukuhkan kenaikan tipologi Polda Sulteng dari tipe B menjadi tipe A. Kenaikan tipologi ini menandakan bahwa jabatan Kapolda Sulteng dipegang oleh perwira tinggi polisi berpangkat Inspektur Jenderal Polisi, sedangkan Wakapolda dijabat oleh Brigadir Jenderal Polisi.*

Editor: Agung