J5NEWSROOM.COM, Batam – Sekeretaris Daerah (Sekda) Pemko Batam Jefridin Hamid ngopi bareng dengan puluhan sopir taxi konvensional telaga punggur di Restoran Martabak HAR Batam Centre, Selasa (18/6//2024). Pertemuan santai ini dilakukan untuk mendengar aspirasi dan curhatan para driver konvensional tersebut.
Ketua Forum Taxi Punggur Tarigan mengatakan, mereka ingin mencari nafkah yang aman dan nyaman. Tidak ingin ada bentrokan yang merugikan semuanya. “Kami berprofesi sebagai sopir taxi sudah lama, kami tidak ingin adanya perkelahian dengan sesama sopir, tapi itulah realitanya. Kami sering diposting di medsos seperti FB dan Tiktok ada cekcok dengan rekan kami driver online, namun sesungguhnya kami tidak menginginkan hal itu terjadi,” ujar Tarigan.
Malam ini, lanjut Tarigan, kami berterima kasih dengan Sekda Batam karena telah bersedia menemui kami dan mendengar curhatan kami. “Sesungguhnya kami tahu bahwa Pak Jefridin sangat sibuk dengan pekerjaannya, namun beliau masih mau menemui kami, trimakasih Pak Fef,” ucapnya.
Dalam pertemuan ngopi santai itu, hadir Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Wilayah Kepulauan Riau (Kepri) Syaiful.
Syaiful mengatakan, keributan yang terjadi antar taxol (taksi online) dan taven (taksi konvensional) tersebut semata karena rebutan penumpang. Pamicunya, taxol sempat masuk sekitar Bandara Hang Nadim dan pelabuhan tempat mangkalnya taxi konvensional.
Lebih jauh, Syaiful menyampaikan bahwa hal ini disebabkan masalah kuota (jumlah unit) taxi online yang tanpa batas jumlah perekrutannya. “Saya mencermati selama ini kuota taxi online ini sepertinya non limit atau tanpa batas perusahaan apklikator bebas merekrut,” ungkapnya.
Sejatinya, usaha taxi ini seperti hukum deman dan supply. Jika penumpangnya sedikit, sementara unit taxinya banyak, maka para driver tentu sulit mendapatkan penghasilan sehingga taxi online berupaya ke mana-mana cari penumpang.
Sementara jika dilihat dari cakupan wilayah operasional, sebenarnya taxi online wilayah operasionalnya cukup luas, seperti mall, sepanjang jalan di Kota Batam, perumahan, rumah sakit, perkantoran dan sebagainya. Dan masyarakat lebih cendrung order taxi online. “Sementara itu, taxi konvensional yang daerah operasinya di Pelabuhan Punggur, Bandara Hang Nadim dan Batam Centre,” ungkap Syaiful.
Untuk itu, harapan kita Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sebagai regulator diharapkan agar dapat menyurati perusahaan aplikator dan membuat pembatasan jumlah kuota taxi online yang beroperasi di Kota Batam
“Harus dihitung melalui survey dan kajian berapa jumlah masyarakat pengguna transportasi angkutan umum atau taxi dan berapa jumlah unit dan kuota taxi yang layak diizinkan beroperasi di Kota Batam,” tegasnya.
Jika hal ini tidak tegas dikawatirkan permasalahan ini tak kunjung selesai dan terus akan terjadi saling rebut penumpang sulit dihindari.
Sementara itu, Sekda Batam Jefridin mengajak agar driver taxi konvensional maupun taxi online agar saling rangkul dan bersama-sama menjaga Batam agar tetap kondusif.
“InsyaAllah nanti saya akan bahas masalah ini dengan Kadishub Batam dan jika regulasinya ada di Provinsi Kepulauan Riau terkait taxi oine nanti akan kami komunikasikan dengan Pemprov Kepri,” ujar Jefridin yang digadang-gadang bakal mencalonkan diri menjadi Wakil Walikota Batam mendampingi Hj. Marlin Agustina.
Sekdako Batam itu menambahkan, driver taxi konvensional maupun online merupakan salah satu ujung tombak penggerak kunjungan wisatawan di Batam. Karena cukup banyak wisatawan menggunakan taxi jika berkunjung.
“Nah, kawan kawan inilah yang sering mendampingi wisatawan, untuk itu mari bersama-sama, kita jaga Kota Batam dan semoga ke depan teman teman driver taxi dapat bekerja dengan aman dan nyaman untuk mencari nafkah keluarga,” ujar Jefridin mengakhiri.
Editor: Agung