J5NEWSROOM.COM, Para pejabat lokal dan anggota keluarga mengatakan, sebuah serangan udara Israel pada Selasa di Gaza utara, menewaskan 10 anggota keluarga pemimpin politik Hamas yang berkantor di Qatar, Ismail Haniyeh. Serangan itu menghantam sebuah rumah di kamp pengungsi Shati di kota Gaza. Serangan Israel sebelumnya dalam perang ini telah menewaskan tiga anak laki-laki Haniyeh.
Militer Israel mengatakan, pasukan mereka melakukan serangan udara yang menarget gedung-gedung di Shati dan kawasan lain di Gaza utara, yang mereka sebut digunakan oleh militan Hamas yang terlibat dalam serangan 7 Oktober.
Pertempuran terakhir terjadi ketika Mahkamah Agung Israel memerintahkan militer untuk merekrut mahasiswa seminari Yahudi ultra-ortodoks untuk dinas militer.
Kesepakatan bulat pada Selasa itu bisa memberikan tekanan tambahan bagi pemerintahan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu, yang bertumpu pada dua partai ultra ortodoks dalam koalisinya.
Perang di Gaza dan pertempuran dengan militan Hizbullah di sepanjang perbatasan dengan Lebanon telah menjadikan isu ini semakin mengemuka, karena rakyat mempertanyakan pengecualian yang sudah lama diberlakukan, yang memungkinkan siswa seminari untuk menghindari dinas militer yang diwajibkan bagi mayoritas laki-laki dan perempuan Israel.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada Senin memperingatkan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, bahwa pihaknya menentang membiarkan konflik dengan Hamas di Gaza meluas hingga melibatkan Lebanon dan Hizbullah.
Blinken “mengarisbawahi pentingnya menghindari eskalasi lebih jauh dalam konflik ini dan meraih sebuah resolusi diplomatik yang memungkinkan keluarga-keluarga di Israel dan Lebanon kembali ke rumah mereka,” menurut sebuah pernyataan dari juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller.
Blinken juga menekan Gallant untuk mengambil lebih banyak upaya dalam melindungi pekerja bantuan di Gaza.
Menteri Pertahanan Israel akan bertemu dengan pejabat-pejabat AS lainnya selama kunjungannya ke Washington pekan ini, termasuk Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin.
Pada Senin pagi, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell mengatakan kepada para jurnalis di Luksemburg, bahwa risiko perang meluas semakin besar dari hari ke hari.
Dermaga sementara yang dibangun untuk mengirimkan bantuan ke Gaza melalui rute laut, menghentikan pengiriman pada Senin karena “ perawatan yang dijadwalkan” kata sekretaris pers Pentagon, Mayor Jenderal Pat Ryder kepada para jurnalis.
Ryder juga mengatakan kepada para jurnalis pada Senin, bahwa USS Dwight D.Eisenhower akan “menetap sebentar” di Laut Tengah sebelum kembali ke AS. Kapal induk ini meninggalkan kawasan Pusat Komando AS setelah dikerahkan selama lebih tujuh bulan.
Kapal USS Theodore Roosevelt akan meninggalkan kawasan Pasifik dalam beberapa hari ke depan untuk ditugaskan ke Timur Tengah “untuk memprosikan stabilitas regional, mencegah agresi dan melindungi jalur perdagangan yang bebas di kawasan itu,” tambah dia.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah