AS Pasok Ribuan Bom Seberat 970 Kg kepada Israel Sejak 7 Oktober

Seorang tentara Israel memeriksa senjata di sebuah posisi di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi Israel dekat perbatasan dengan Suriah, 28 Desember 2023. (Foto: AFP)

J5NEWSROOM.COM, Pemerintahan Biden mengirim sejumlah besar amunisi ke Israel, termasuk lebih dari 10.000 bom seberat 2.000 pon atau setara dengan 970 kilogram yang memiliki daya merusak yang sangat dahsyat sejak dimulainya perang di Gaza. Washington juga mengirim ribuan rudal Hellfire untuk Israel, kata dua pejabat Amerika Serikat (AS).

Sejak perang mulai berkecamuk pada Oktober 2023 hingga beberapa hari terakhir, AS tercatat telah memasok setidaknya 14.000 bom jenis MK-84 seberat 2.000 pon, 6.500 bom seberat 500 pon, 3.000 rudal presisi udara-ke-darat Hellfire, 1.000 bom penghancur bunker, 2.600 bom berdiameter kecil yang dijatuhkan dari udara, dan berbagai amunisi lainnya, menurut pejabat yang tidak berwenang untuk berbicara kepada publik.

Meskipun para pejabat tidak menyebutkan waktu pengiriman, jumlah keseluruhan pasokan amunisi itu menunjukkan bahwa militer AS tetap konsisten dalam mendukung sekutunya tersebut. Dukungan tersebut tetap diberikan di tengah seruan internasional untuk membatasi pasokan senjata dan keputusan pemerintah baru-baru ini untuk menghentikan pengiriman bom berdaya ledak tinggi.

Para pakar mengatakan kiriman tersebut sejalan dengan amunisi yang dibutuhkan Israel untuk mengisi kembali pasokan yang digunakan dalam serangan militer intensif selama delapan bulan di Gaza. Serangan tersebut merupakan aksi balasan atas serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Serangan Hamas disebut menewaskan 1.200 orang dan menculik 250 sandera, menurut penghitungan Israel.

“Meskipun jumlah ini bisa cepat habis dalam konflik besar, daftar ini jelas mencerminkan tingkat dukungan yang substansial dari Amerika Serikat untuk sekutu kita, Israel,” kata Tom Karako, seorang ahli senjata di Center for Strategic and International Studies. Ia menambahkan bahwa amunisi yang tercantum adalah jenis yang akan digunakan Israel dalam pertempuran melawan Hamas atau dalam konflik potensial dengan Hizbollah.

Jumlah pengiriman tersebut, yang belum pernah dilaporkan sebelumnya, memberikan penghitungan amunisi terbaru dan ekstensif yang dikirim ke Israel sejak perang Gaza dimulai.

Israel dan Hizbullah yang didukung Iran terlibat aksi baku tembak sejak dimulainya perang Gaza. Banyak pihak mengkhawatirkan situasi tersebut semakin memanas sehingga memicu perang habis-habisan antara kedua belah pihak.

Gedung Putih menolak berkomentar. Kedutaan Besar Israel di Washington juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa pengiriman tersebut termasuk dalam daftar senjata yang lebih besar yang telah dikirim ke Israel sejak dimulainya konflik Gaza. Pada Rabu, seorang pejabat senior pemerintahan Biden menyampaikan kepada wartawan bahwa Washington telah memberikan bantuan keamanan sebesar $6,5 miliar kepada Israel sejak 7 Oktober.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam beberapa pekan terakhir mengklaim bahwa Washington menahan pengiriman senjata. Pernyataan ini berulang kali dibantah oleh para pejabat AS, meskipun mereka mengakui adanya “kemacetan”.

Pemerintahan Biden menghentikan satu pengiriman bom seberat 2.000 pon karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap daerah padat penduduk di Gaza. Namun, para pejabat AS menegaskan bahwa semua pengiriman senjata lainnya tetap berjalan seperti biasa. Bom seberat 2.000 pon ini mampu menembus beton dan logam tebal, menciptakan radius ledakan yang luas.

Reuters melaporkan pada Kamis bahwa AS sedang berdiskusi dengan Israel mengenai pengiriman bom besar yang ditangguhkan pada Mei karena kekhawatiran mengenai operasi militer di Rafah.

Pengawasan internasional terhadap operasi militer Israel di Gaza semakin intensif karena jumlah korban tewas warga Palestina akibat perang tersebut telah melebihi 37.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan menjadikan daerah kantong pesisir itu hancur berantakan.

Washington memberikan bantuan militer tahunan sebesar $3,8 miliar kepada sekutu lamanya. Meskipun Biden telah memperingatkan bahwa ia akan menetapkan persyaratan pada bantuan militer jika Israel gagal melindungi warga sipil dan tidak mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, ia belum melaksanakannya, kecuali menunda pengiriman pada Mei.

Dukungan Biden terhadap Israel dalam perangnya melawan Hamas telah menjadi beban politik, terutama di kalangan pemuda Demokrat, ketika ia mencalonkan diri kembali pada pemilu tahun ini. Hal tersebut memicu gelombang protes yang “tidak terikat” pada pemilihan pendahuluan dan mendorong protes pro-Palestina di universitas-universitas AS.

Meskipun AS memberikan gambaran rinci dan jumlah bantuan militer yang dikirim ke Ukraina dalam menghadapi invasi besar-besaran dari Rusia, pemerintah AS hanya mengungkapkan sedikit rincian mengenai jumlah keseluruhan senjata dan amunisi yang dikirim ke Israel.

Pengiriman tersebut juga sulit dilacak karena beberapa senjata dikirimkan sebagai bagian dari penjualan senjata yang disetujui oleh Kongres beberapa tahun lalu, tetapi baru sekarang dipenuhi.

Salah satu pejabat AS mengatakan Pentagon memiliki persediaan senjata dalam jumlah yang cukup dan telah bekerja sama dengan mitra industri AS yang membuat senjata tersebut, seperti Boeing dan General Dynamics, saat perusahaan tersebut berupaya memproduksi lebih.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah