J5NEWSROOM.COM, Donald Trump pada hari Senin (15/7) menunjuk Senator JD Vance dari negara bagian Ohio sebagai calon wakil presidennya. Vance adalah kritikus yang pernah menjadi sekutu setia Trump, dan sekarang menjadi milenial pertama yang bergabung dengan partai besar pada saat muncul kekhawatiran mendalam tentang para pemimpin politik Amerika yang berusia lanjut.
“Setelah melalui pertimbangan dan pemikiran yang panjang, dan mempertimbangkan bakat-bakat luar biasa dari banyak orang lain, saya telah memutuskan bahwa orang yang paling cocok untuk menduduki posisi Wakil Presiden Amerika Serikat adalah Senator J.D. Vance dari Negara Bagian Ohio,” kata Trump dalam sebuah unggahan di jejaring sosial Truth Social miliknya.
Siapakah JD Vance?
Vance, yang berusia 39 tahun, menjadi terkenal di panggung nasional setelah menerbitkan memoarnya “Hillbilly Elegy” pada tahun 2016. Ia terpilih menjadi anggota Senat pada tahun 2022 dan telah menjadi salah satu pejuang paling gigih dalam agenda “Make America Great Again” yang digagas Trump, terutama dalam hal perdagangan, kebijakan luar negeri, dan imigrasi.
Namun, Vance belum teruji dalam politik nasional dan bergabung dengan Trump pada saat yang luar biasa. Percobaan pembunuhan terhadap Trump dalam sebuah rapat umum Sabtu lalu (13/7) telah mengguncang kampanye presiden AS, menarik perhatian baru pada retorika politik yang kasar dan menegaskan pentingnya tokoh-tokoh yang hanya berjarak satu detak jantung dari kursi kepresidenan.
Vance sendiri menghadapi kritik setelah penembakan tersebut karena sebuah tulisan di X yang menyatakan bahwa Presiden Joe Biden harus disalahkan atas terjadinya insiden penembakan tersebut.
“Premis utama kampanye Biden adalah Presiden Donald Trump seorang fasis otoriter yang harus dihentikan dengan cara apa pun,” tulis Vance.
“Retorika tersebut mengarah langsung pada percobaan pembunuhan Presiden Trump,” imbuhnya.
Para penegak hukum belum menentukan motivasi penembakan tersebut.
JD Vance Jadi Energi bagi Loyalis Trump
Meskipun demikian terpilihnya JD Vance sebagai cawapres Trump pastinya akan memberi energi pada basis setia Trump.
Vance telah menjadi bagian dari media konservatif dan sering berdebat dengan para wartawan di Capitol Hill, yang membantu menjadikannya sebagai pemimpin yang dapat meneruskan kepemimpinan Trump di masa depan, dimulai dari pemilihan presiden berikutnya pada tahun 2028.
Namun saat Trump berusaha untuk membuat terobosan dengan para pemilih kulit hitam dan Latin, kehadiran Vance justru memperkuat asumsi bahwa kini ada dua orang kulit putih memimpin Partai Republik.
Dalam “Hillbilly Elegy,” Vance merinci kehidupan di komunitas-komunitas Appalachian yang menjauh dari Partai Demokrat, yang dianggap oleh banyak penduduknya terputus dari kehidupan sehari-hari mereka. Meskipun buku ini menjadi buku terlaris, buku ini juga dikritik karena terkadang terlalu menyederhanakan kehidupan pedesaan dan mengabaikan peran rasisme dalam politik modern.
Ketenaran Vance tumbuh seiring dengan kebangkitan Trump yang tidak terduga dari seorang bintang reality show menjadi calon presiden dari Partai Republik, dan akhirnya menjadi presiden. Pada tahap awal karier politik Trump, Vance menyebutnya sebagai “penipu besar”, “bencana moral”, dan “Hitler-nya Amerika”.
Namun, seperti banyak anggota Partai Republik yang mencari relevansi di era Trump, Vance akhirnya mengubah sikapnya. Dia mengakui bahwa dia terbukti salah kira dengan kinerja Trump. Vance kemudian berevolusi menjadi salah satu pembela Trump yang paling gigih. “Saya tidak mengira dia akan menjadi presiden yang baik,” kata Vance baru-baru ini kepada Fox News Channel. “Dia adalah seorang presiden yang hebat. Dan itu adalah salah satu alasan mengapa saya bekerja sangat keras untuk memastikan dia memenangkan masa jabatan kedua.”
Vance mendapat penghargaan atas perubahan haluannya itu saat berupaya mendapatkan kursi Senat pada tahun 2022, di mana ia mendapatkan dukungan Trump yang didambakannya dan memuluskan jalan menuju kemenangan dalam pemilihan pendahuluan Partai Republik. Vance juga dikenal dekat dengan putra Trump, Donald Jr.
Vance sekarang menjadi loyalis Trump yang telah menantang legitimasi penuntutan pidana dan putusan perdata terhadap Trump dan mempertanyakan hasil pemilu 2020.
Hubungan Trump-Vance Saling Membutuhkan
Hubungan antara Vance dan Trump telah menjadi simbiosis mutualisme.
Buku Vance – yang diberi judul “Memoar Keluarga dan Budaya dalam Krisis” – disambut baik karena wawasannya tentang daya tarik Trump di Amerika tengah, di mana hilangnya pekerjaan di bidang manufaktur dan krisis opioid telah mendorong banyak keluarga seperti keluarga Vance ke dalam kemiskinan, pelecehan, dan kecanduan.
Kisah masa kecil Vance yang penuh dengan kesulitan di Middletown, Ohio, tempat ia dilahirkan, dan wilayah perbukitan Kentucky bagian timur juga memikat Hollywood. Ron Howard membuatnya menjadi sebuah film pada tahun 2020, yang dibintangi oleh Amy Adams sebagai ibu Vance, dan Glenn Close sebagai “Mamaw” (nenek) yang dicintainya.
Berkat dorongan neneknya, Vance kemudian masuk Korps Marinir, ditempatkan di Irak, dan lulus dari Ohio State University dan Yale Law School. Dari sana, ia bergabung dengan perusahaan investasi Silicon Valley sebelum kembali ke Ohio untuk meluncurkan organisasi nirlaba yang menurutnya bertujuan untuk mengembangkan perawatan kecanduan opioid yang dapat “diperluas secara nasional.”
Pada akhirnya, “Our Ohio Renewal” dalam misi itu gagal dan ditutup. Saat kampanye 2022, anggota DPR AS saat itu, yang merupakan saingannya dari Partai Demokrat, Tim Ryan, menuduh bahwa badan amal Vance itu tidak lebih dari sekadar kedok untuk ambisi politiknya. Ryan menunjuk pada laporan bahwa organisasi tersebut melakukan pembayaran kepada penasihat politik Vance dan melakukan jajak pendapat publik, bahkan ketika upaya aktualnya untuk mengatasi kecanduan sebagian besar gagal. Vance membantah tudingan tersebut.
Sebagai seorang senator, Vance telah menunjukkan kesediaannya untuk bekerja sama. Dia dan senator senior Ohio, Sherrod Brown dari Partai Demokrat, telah bekerja sama dalam sejumlah isu penting bagi negara bagian itu, termasuk memperjuangkan pendanaan untuk fasilitas chip senilai US$20 miliar yang dibangun Intel di Ohio dan memperkenalkan undang-undang keselamatan kereta api sebagai tanggapan atas kecelakaan kereta api di Palestina Timur, Ohio.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah