J5NEWSROOM.COM, Bitung – Keimanan merupakan benteng moral yang penting bagi para penegak hukum maritim dalam menjalankan tugasnya. Keimanan membantu mereka untuk selalu berpegang teguh pada nilai-nilai moral dan etika, serta bertindak dengan adil dan profesional. Keimanan juga membuat mereka untuk tetap fokus pada tujuan utama mereka, yaitu menjaga kedaulatan dan menegakkan hukum di laut. Demikian disampaikan Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana.
Sekitar 300 personel Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) menyimak paparan materi dari doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut yang bertajuk “Optimalisasi Kemampuan Komunikasi Personel Lantamal VIII dalam Rangka Mendukung Tugas TNI AL” yang dilangsungkan di Satuan Patroli Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Satrol Lantamal) VIII Jalan Samuel Languyu Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung, Sulawesi Utara, pada Selasa 23 Juli 2024 pagi.
Selain jajaran Lantamal VIII, juga hadir Komandan Pasukan Marinir 2 Surabaya Brigjen TNI Mar Muhammad Nadir beserta jajarannya, Komandan Gugus Keamanan Laut Koarmada 2 Laksma TNI Teguh Prasetya bersama para anggotanya.
Sharing Komunikasi dan Motivasi yang secara konsisten dilakukan Dr Aqua Dwipayana juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi prajurit TNI AL, sehingga mereka dapat lebih efektif dalam menjalankan tugas dan membuka peluang baru.
Dalam paparan sharing, para peserta mendapatkan materi tentang berbagai aspek komunikasi, seperti komunikasi interpersonal, komunikasi publik, dan komunikasi nonverbal. Para peserta juga memperoleh pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berbicara di depan umum, menulis, dan menggunakan media sosial.
“Saya berharap apa yang saya sampaikan dapat membantu para prajurit TNI AL untuk meningkatkan kemampuan komunikasi mereka. Dengan komunikasi yang baik, prajurit TNI AL dapat lebih sukses pada karier mereka dan membuka peluang baru untuk kehidupan mereka,” ucap Dr Aqua Dwipayana.
Pria yang suka membantu sesama ini mengungkapkan bahwa laut Indonesia yang luas menyimpan kekayaan alam yang melimpah. Di balik keindahannya, laut juga menjadi arena berbagai pelanggaran hukum, seperti pencurian ikan, penyelundupan, dan perompakan. Di sinilah peran penting para penegak hukum maritim, seperti personel Satuan Keamanan Laut dan Komando Keamanan Laut dalam menjaga kedaulatan dan menegakkan hukum di laut.
Namun, lanjut Dr Aqua Dwipayana, tugas penegak hukum maritim bukan hanya tentang kekuatan fisik dan strategi. Lebih dari itu, diperlukan benteng moral yang kokoh untuk menghadapi berbagai godaan dan dilema yang kerap ditemui di lautan luas. Dalam hal ini peran penting keimanan dalam profesi penegak hukum maritim menjadi hal yang utama.
“Keimanan menjadi landasan moral yang kuat bagi para personel TNI AL dalam menjalankan tugasnya. Keimanan membantu mereka untuk selalu berpegang teguh pada nilai-nilai moral dan etika, serta bertindak dengan adil dan profesional,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat itu berucap, keimanan juga membantu para personel maritim untuk tetap fokus pada tujuan utama mereka, yaitu menjaga kedaulatan dan menegakkan hukum di laut. “Di tengah godaan dan dilema yang kerap ditemui di laut, keimanan menjadi pengingat bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang besar kepada bangsa dan negara,” ujar pehobi membaca ini.
Dr Aqua Dwipayana menegaskan kemampuan komunikasi merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung tugas TNI AL. “Personel TNI AL harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar bisa menyampaikan informasi dengan jelas dan tepat kepada atasan, bawahan, dan rekan kerja, serta pihak eksternal,” ujar Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat ini.
Penulis banyak buku “super best seller” ini menjelaskan bahwa komunikasi yang baik dapat membantu meningkatkan kerjasama dan kolaborasi antarpersonel, mempercepat penyelesaian tugas dan tanggung jawab, meminimalisir kesalahpahaman dan konflik, meningkatkan moral dan semangat kerja.
Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat itu juga menekankan bahwa komunikasi yang efektif tidak hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang menyimak dan memahami. Pembicara laris itu memberikan beberapa tips untuk meningkatkan kemampuan komunikasi.
“Tipsnya sederhana dan mudah asal dilakukan dengan tekun dan menjadi kebiasaan sehari-hari. Gunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami, Sampaikan pesan dengan singkat dan padat. Kemudian, fokus kepada lawan bicara, gunakan bahasa tubuh yang positif serta bersikaplah terbuka dan jujur,” kata Dr Aqua Dwipayana menguraikan.
Kegiatan Sharing Komunikasi dan Motivasi dengan Dr Aqua Dwipayana ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi Lantamal VIII Manado. Merupakan rangkaian Sharing Komunikasi dan Motivasi serupa di lingkungan Lantamal dan Lanal di Tanah Air.
Dengan memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, para personel TNI AL dapat bekerja sama dengan lebih baik dan menyelesaikan tugas mereka secara optimal. Hal ini tentunya akan mendukung kelancaran tugas operasional dan meningkatkan citra positif TNI AL di mata masyarakat.
“Selain itu, meningkatkan kredibilitas dan personal branding. Kemampuan berkomunikasi yang efektif dapat membantu individu membangun citra diri yang positif dan profesional. Hal ini dapat meningkatkan kredibilitas mereka di mata orang lain dan membuka peluang untuk mendapatkan kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar,” ucap Dr Aqua Dwipayana menegaskan.
Banyak Manfaat
Pria yang hobi silaturahim ini juga menekankan tentang komunikasi sebagai bekal menjadi komandan yang inspiratif. Pemimpin yang cakap berkomunikasi dapat memotivasi, menginspirasi, dan mengarahkan tim mereka untuk mencapai tujuan bersama.
Secara simpel, menurut Dr Aqua Dwipayana, kemampuan berkomunikasi yang baik memiliki banyak manfaat bagi prajurit TNI AL, antara lain:
1. Membangun hubungan yang positif dengan atasan, rekan kerja, dan bawahan, serta pihak eksternal.
2. Meningkatkan efektivitas dalam menjalankan tugas.
3. Meningkatkan peluang untuk mendapatkan promosi.
4. Membuka peluang untuk berwirausaha.
5. Membantu dalam membangun karir di luar militer.
6. Tips Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Dr Aqua Dwipayana juga menguraikan beberapa tips untuk meningkatkan kemampuan komunikasi:
1. Berlatihlah berbicara di depan umum.
2. Meningkatkan kemampuan menulis.
3.Belajarlah menggunakan media sosial dengan bijak.
4. Membaca buku dan artikel tentang komunikasi.
5. Mengikuti pelatihan komunikasi.
Pada akhirnya, pria rendah hati ini menegaskan bahwa komunikasi merupakan salah satu soft skill yang penting bagi prajurit TNI AL. Dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, prajurit TNI AL dapat lebih sukses dalam karier mereka dan membuka peluang baru untuk kehidupan mereka.
Lebih jauh Pembicara laris yang telah memotivasi lebih dari 2 juta orang baik di Indonesia maupun puluhan di negara itu mengungkapkan Lantamal merupakan salah satu entitas penting dalam sistem pertahanan negara Indonesia.
Sebagai lembaga militer yang bertanggung jawab atas keamanan maritim, peran Lantamal sangat strategis peran menjaga kedaulatan laut Indonesia. Namun, terkadang akses untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Lantamal dapat menjadi tantangan yang kompleks bagi pihak eksternal.
Visi dan Misi Lantamal VIII Manado
Visi:
Terwujudnya Lantamal VIII yang handal dan tangguh.
Misi:
1. Mewujudkan fungsi fasilitas dukungan logistik administrasi untuk satuan operasi TNI dan fasilitas pembinaan pangkalan yang lengkap, tepat dan cepat.
2. Mewujudkan operasi keamanan laut dan penegakkan hukum di laut wilayah Lantamal VIII yang berwibawa.
3. Mewujudkan pemberdayaan potensi maritim atau wilayah pertahanan menjadi kekuatan pertahanan negara di laut yang setiap saat dapat digunakan.
Pimpinan:
Laksamana Pertama TNI Nouldy J. Tangka, S.A.P., M.Tr.Opsla., CHRMP (Danlantamal VIII Manado).
Nilai-nilai yang selalu ditekankan pimpinan:
1. Integritas.
2. Kerja sama.
3. Kepemimpinan.
4. Kedisiplinan.
5. Tanggung jawab.
6. Komitmen.
7. Inovasi.
Sejarah
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Laut Nomor:A/17/1/9 tanggal 25 September 1952 tentang pembentukan Komando Daerah Maritim Makassar yang diberlakukan sejak tanggal 1 Oktober 1952, seluruh perairan Sulawesi dan Maluku yang sebelumnya berada di bawah pengawasan Markas Besar Angkatan Laut di Jakarta dipindahtangankan kepada Komando Daerah Maritim Makassar atau KDMM.
Karena adanya tuntutan tugas dan penyempurnaan Organisasi Departemen Angkatan Laut, seirama dengan kebutuhan nasional baik dalam bidang pertahanan keamanan maupun sosial maka oleh Menteri Panglima Angkatan Laut dengan Surat Keputusan bernomor 54.01.12 tahun 1966 tanggal 18 Februari 1966 secara resmi dibentuk Kodamar X, yaitu Kodamar Manado yang diresmikan pada tanggal 14 Juni 1966 dengan Pangkodamar pertama Brigjen KKO Suyatno.
Dalam rangka konsoldasi dan reorganisasi serta integrasi antar Angkatan, maka sesuai Surat Keputusan Presiden Nomor 79 dan 80 Tahun 1969 serta peraturan penyempurnaan maka berdasarkan telegram Kasal Nomor TW 301640Z/MRT/70 sebutan Kodamar diubah menjadi Komando Daerah Angkatan Laut 6 atau Daeral-6, Daeral-6 ini membawahi satu Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Bitung, dan empat Stasion Angkatan Laut (Sional) yaitu: Sional Tahuna, Sional Palu/Dongala, Sional Tolitoli dan Sional Luwuk Banggai.
Pada tahun 1985 Organisasi Dephankam ABRI mengalami perubahan dimana seluruh Komando Daerah Angkatan Laut dilikuidasi dari 8 Kodaeral menjadi 5 Pangkalan Utama TNI AL yaitu: Lantamal Tanjung Pinang, Lantamal Teluk Ratai, Lantamal Surabaya, Lantamal Bitung dan Lantamal Ambon. Lantamal Bitung digelar berdasarkan Surat Keputusan Kasal Nomor SKEP/2509/XIII/1985 tanggal 6 Juni 1985.
Kemudian Lantamal Bitung berubah menjadi Lanal IV-01 Bitung berdasarkan Keputusan Kasal Nomor Kep/06/IX/1992 tanggal 23 September 1992 tentang Penggelaran Pangkalan TNI Angkatan Laut. Lanal IV-01 Bitung berada dibawah Lantamal VI Ujung Pandang. Kemudian terjadi perubahan organisasi sesuai Keputusan Kasal Nomor Kep/12/VII/1993 nama Lanal IV-01 Bitung berubah menjadi Lanal Bitung.
Pengembangan organisasi TNI Angkatan Laut yang didasarkan pada dinamika perkembangan global dan regional terhadap kebutuhan operasional organisasi menaikkan status Lanal Bitung menjadi Lanal kelas A atau Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) VI berdasarkan Keputusan Kasal Nomor Kep/06/XI/2000 tanggal 29 Nopember 2000.
Selanjutnya sesuai Keputusan Kasal Nomor Kep/10/VIII/2006 tanggal 13 Juli 2006 Lantamal VI berubah menjadi Lantamal VIII Manado.
Berikut lima Lanal di bawah Jajaran Lantamal VIII:
a. Lanal Tahuna.
b. Lanal Melonguane.
c. Lanal Gorontalo.
d. Lanal Tolitoli.
e. Lanal Kwandang (Proses pembangunan).
Editor: Agung