J5NEWSROOM.COM, Minahasa – Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menekankan bahwa untuk menjadi pelatih yang berhasil mencetak para atlet berprestasi ada empat hal penting yang harus dimiliki yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.
“Tidak hanya mudah diucapkan, tetapi sesungguhnya sangat bisa dilaksanakan. Hanya perlu konsistensi tinggi untuk menerapkan 4 kartu AS,” Dr Aqua Dwipayana mengatakan hal itu kepada para pelatih yang tergabung dalam Pemusatan Latihan Daerah (Puslatda) Sulawesi Utara (Sulut) menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 mendatang yang akan berlangsung di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
Dr Aqua Dwipayana memaksimalkan keberadaannya di Provinsi “Nyiur Melambai” Sulawesi Utara (Sulut) dengan penyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi ketiga kalinya dalam kurun waktu sehari bagi tiga lembaga berbeda.
Setelah berbicang di hadapan ratusan personel Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VIII Manado dan Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Ditpolairud) Sulut, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut berbicara di hadapan sekitar 110 pelaku olahraga (pengurus, atlet, dan pelatih) dari Tim PON XXI Sulut di bawah koordinasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulut.
Sharing dari Dr Aqua Dwipayana yang bertajuk “Membangun Mental Juara Meraih Prestasi Menuju PON XXI” itu digelar Selasa 23 Juli 2024 siang di Hotel Yama Tondano, Minahasa.
Dr Aqua Dwipayana yang merupakan Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat ini menyambangi KONI di setiap provinsi. Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman secara khusus menugaskan Dr Aqua Dwipayana untuk melakukan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada para atlet KONI Provinsi yang akan terjun pada PON XXI 2024 Aceh – Sumatera Utara (Sumut) pada September 2024 mendatang. Motivator kawakan tersebut diminta memprioritaskan waktunya mendatangi 38 KONI Provinsi untuk memberikan pembekalan kepada para pengurus KONI Provinsi dan semua pegawainya, para atlet, dan seluruh pelatih.
Lebih jauh dikatakan pembicara kawakan itu bahwa setiap pelatih dari beragam cadang olah raga (cabor) yang berasal dari Tim Puslatda Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Sulut hendaknya selalu bersyukur menjadi duta olahraga Sulut untuk PON XXI tahun 2024. “Kalian merupakan orang pilihan terbaik di bidang olahraga mewakili masyarakat Sulut,” kata Dr Aqua Dwipayana menegaskan.
Bersyukur Sebagai Atlet
Khusus kepada para atlet, Dr Aqua Dwipayana berpesan agar mensyukuri semua amanah dan rezeki tersebut. Tidak semua orang bisa menjadi atlet andalan provinsi tempatnya tinggal.
“Yakin bahwa menjadi atlet Sulut adalah amanah yang wajib disyukuri sehingga selalu menunjukkan tekad yang terbaik, untuk diri kita, keluarga, Sulut, Indonesia dan dunia. Jadi atlet Sulut bangga banget. Profesi yang mulia dan kredibel, tidak hanya di Sulut dan Indonesia, tapi dunia,” demikian disampaikan Dr Aqua Dwipayana.
Lebih jauh Dr Aqua Dwipayana berpesan, seorang atlet harus selalu menghormati pelatih, kedua orang tua dan respek kepada semua orang. “Jangan sombong, minder, selalu percaya diri dan minta doa kepada orang tua.”
Dalam pernyataannya, Dr Aqua Dwipayana menekankan pentingnya kerendahan hati, kepercayaan diri, dan mencari restu orang tua bagi para atlet untuk meraih kesuksesan. Pria ramah ini mendesak mereka untuk menghindari kesombongan dan keraguan diri, dengan menekankan nilai rasa hormat dan syukur.
Dr Aqua Dwipayana menyoroti peran penting sikap mental dan kesejahteraan emosional dalam perjalanan seorang atlet. Meskipun latihan fisik dan keterampilan teknis sangat penting, sama pentingnya untuk menumbuhkan pola pikir positif dan sikap hormat.
“Pelatih harus dihargai karena menjadi yang memperkuat kemampuan seorang atlet, sementara orang tua yang terus memberikan dukungan dan pengorbananyang tak tergoyahkan. Menunjukkan rasa hormat kepada semua orang, termasuk lawan dan sesama atlet, menumbuhkan semangat sportivitas dan persahabatan adalah kunci yang penting,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Lebih jauh disampaikan motivator ulung ini, kerendahan hati adalah kebajikan yang mencegah atlet menjadi sombong atau meremehkan orang lain. Sifat itu memungkinkan mereka untuk tetap membumi, menghargai prestasi mereka, dan terus berusaha untuk menjadi lebih baik.
“Kepercayaan diri adalah dasar bagi keyakinan atlet terhadap kemampuan mereka. Hal ini memberdayakan mereka untuk menghadapi tantangan, mengatasi rintangan, dan mengejar tujuan mereka dengan tekad yang kuat. Meminta restu dari orang tua menandakan penghargaan atlet atas kasih sayang dan dukungan orang tua. Hal ini menanamkan rasa syukur dan memperkuat pentingnya ikatan keluarga,” kata Dr Aqua Dwipayana menguraikan.
Pesan Dr Aqua Dwipayana menjadi pengingat berharga bagi atlet dari semua tingkatan, yang menekankan pentingnya kualitas pribadi yang melampaui kehebatan fisik. Dengan kerendahan hati, kepercayaan diri, rasa hormat, dan rasa syukur, atlet tidak hanya dapat unggul dalam olahraga mereka tetapi juga menjadi individu yang berwawasan luas dan disegani.
Visi yang Sama
Dr Aqua Dwipayana melanjutkan, jika ingin menjuarai di bidang apapun seperti profesi, pendidikan, dan bahkan dalam persaingan atau kompetisi di olahraga, maka setiap orang atau atlet dalam sebuah tim harus mempunyai visi yang sama. Kesamaan visi hanya bisa diperoleh dengan munculnya kekompakan dalam tim.
Doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu mengatakan untuk mencapai tujuan dalam PON XXI tahun 2024 pada September mendatang sebagai juara pertama dengan meraih medali emas, maka kekompakan dan kebersamaan tim harus diutamakan dan konsisten dilaksanakan. Itu bisa tercipta jika seluruh anggota tim memiliki kemampuan komunikasi yang efektif.
“Kita dapat melakukan hal itu termasuk para atlet di dalam sebuah tim atau kontingen. Caranya, pertama, kita harus menyesuaikan diri dengan karakter orang yang diajak berkomunikasi. Kemudian menggunakan pola komunikasi dua arah, aktif dan cerdas. Selanjutnya, selalu menghargai lawan bicara,” ujar Dr Aqua Dwipayana yang sudah memotivasi lebih dari dua juta orang di berbagai wilayah di Tanah Air dan mancanegara.
Pria yang sudah mengumrahkan gratis lebih dari 160 orang dari hasil penjualan buku-buku “super best seller” karyanya dan para donatur itu mengungkapkan membangun komunikasi efektif juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa yang baik dan selalu mengedepankan sopan santun.
“Selain itu, kita juga harus dapat mempelajari konsep bahasa nonverbal sehingga dalam setiap proses komunikasi kita bisa menyampaikan dan menerima pesan komunikasi secara efektif,” ujar pria yang menempuh studi S1, S2, dan S3 linier di bidang Komunikasi tersebut.
Pesan Ketua Umum KONI Pusat
Dalam kesempatan tersebut, Dr Aqua juga menyinggung pesan Pesan Ketua Umum KONI Pusat Letjen TNI Purn Marciano Norman. Pesan yang disampaikan tersebut adalah:
1. PON XXI 2024 Aceh – Sumut adalah Multi Event Olahraga Nasional terbesar yang digelar 4 Tahun sekali. Pertama kali digelar di 2 Provinsi yang diikuti 38 Provinsi termasuk 4 Daerah Otonomi Baru.
2. Prestasi Atlet diharapkan lebih baik dari PON sebelumnya sebagai wujud hasil Pembinaan KONI Provinsi berkolaborasi dengan Pengprov Cabor kepada para Atletnya.
3. Seluruh atlet harus membuat masyarakat bangga atas prestasi yang dicapai.
4. Raih prestasi terbaik dengan menjunjung tinggi sportivitas. Juara PON adalah Mereka yang akan Mewakili Indonesia pada Multi dan Single Event Internasional. Buat masyarakat dan orang tua bangga atas prestasi yang dicapai.
5. Bicara Olahraga bicara Merah Putih. olahraga pemersatu bangsa. Jadilah agen pemersatu bangsa dan garda terdepan yang mewujudkan perdamaian dimanapun patriot olahraga berada.
Mengasah Kemampuan Komunikasi
Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara pada 23 Januari 1970 itu mengungkapkan untuk bisa menggapai keberhasilan dalam kehidupan, seseorang tidak hanya dapat mengandalkan pada kecerdasan berpikir.
“Keberhasilan dan kebahagiaan dalam hidup hanya bisa diperoleh lewat kecerdasan komunikasi dan kecerdasan hati. Oleh karena itu, setiap kalangan termasuk para atlet dituntut mengasah kemampuan komunikasi secara komprehensif tanpa harus belajar secara formal,” jelas ayah dua anak tersebut.
Mantan wartawan di banyak media besar itu kemudian menguraikan bahwa efektivitas komunikasi dapat dijalankan dengan rumus REACH Plus A+C. Hal ini berlaku secara universal di mana saja berada.
Aspek pertama adalah sikap menghargai orang lain tanpa kecuali yang diwakili dengan kata “Respect”. Dr Aqua Dwipayana menegaskan di mana pun kita berada, jangan pernah menganggap remeh siapa pun. Hormati dan hargai semua orang.
“Salah satu contohnya saya paling respect sama sopir yang mengemudikan mobil saya. Kenapa, karena ketika saya di mobil, maka keselamatan dan “nyawa” saya selama dalam perjalanan ada di “tangan” sopir,” terang Dr Aqua Dwipayana.
Kedua adalah sikap empati (empathy). Salah satu contohnya saat latihan dan bertanding, pelatih agar selalu memperhatikan aktivitas para pemainnya. Jika mereka kelelahan setelah tugas di lapangan, tunjukkan sikap memperhatikan mereka. Pelatih harus dapat merasakan yang dirasakan seluruh pemainnya.
“Beri kesempatan mereka istirahat. Dipersilakan untuk minum dalam suasana rileks. Ajak ngobrol santai dengan topik yang ringan-ringan. Setelah suasananya nyaman baru membicarakan hal-hal seriud saat berlatih atau bertanding,” tutur Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat tersebut.
Ketiga adalah “audible” atau dapat dipahami dan dimengerti. Semua yang disampaikan kepada orang lain pesannya dapat mereka terima. Contohnya instruksi dari pelatih ke para pemain.
“Pesan yang kita sampaikan diupayakan secara maksimal dapat dipahami oleh penerima pesan. Ini sangat penting agar mereka tidak salah memahaminya sehingga umpan baliknya sesuai dengan yang diharapkan,” ungkap penulis buku “super best seller” Trilogi The Power of Silaturahim ini.
Aspek selanjutnya adalah “clarity”. Selalu menggunakan kalimat sederhana dan terbuka. terpahami. Dengan mengetahui semua yang disampaikan mudah dicerna.
“Semua pesan yang disampaikan harus jelas agar tidak terjadi multi interpretasi atau penafsiran yang berbeda dari penerima pesan. Jika itu terjadi dampaknya bisa fatal,” papar Dr Aqua Dwipayana.
Terakhir adalah “humble” atau rendah hati. Jangan pernah tinggi hati dan sombong karena itulah awal dari keterpurukan kita sebagai manusia. “Contohnya adalah jabatan seseorang. Itu ibarat kapas di ujung telunjuk. Begitu ditiup bisa langsung hilang. Sebagai manusia tidak ada yang perlu kita sombongkan. Semuanya milik Tuhan. Kita hanya dititipkan saja. Setiap saat yang kita miliki bisa diambil pemiliknya dan kita diminta pertanggungjawabannya,” tegas Dr Aqua Dwipayana yang rendah hati ini.
Terkait dengan rendah hati di tim cabang olahraga apapun jelas penulis banyak buku itu, salah satunya harus ditunjukkan oleh para pemain atau atlet senior kepada semua pemain junior. Rangkullah mereka seperti adik sendiri, sehingga selama bersama-sama di lapangan termasuk saat bertanding seluruhnya merasa nyaman.
“REACH” menurut laki-laki yang hobi membaca dan menolong banyak orang itu tidak ada artinya jika tidak dilengkapi dengan huruf ‘A’ dan ‘C’ yakni Action dan Consistency atau Tindakan nyata dan cepat serta Konsistensi dalam pelaksanaannya. Jadi yang paling penting adalah implementasinya pelaksanaannya terus-menerus.
Lebih jauh Dr Aqua Dwipayana mengatakan setiap manusia yang berhasil dilahirkan adalah hasil dari sperma juara yang sukses mengalahkan jutaan sperma lainnya membuahi sel telur. Jadi, kita memang terlahir sebagai juara yang tangguh. Maka, jika gagal sekalipun dalam berbagai kesempatan, kita tetap harus bersyukur karena belum tentu orang lain pernah mencobanya.
“Bila kamu adalah pribadi yang telah dewasa, persoalan hidup akan dipandang sebagai hal biasa yang harus dihadapi dan syukuri. Kamu tahu kapan harus bersedih dan kapan harus menjadi kuat,” kata Dr Aqua Dwipayana.
Pria yang sejak puluhan tahun lalu hobi silaturahim ini menambahkan telah mendapat gambaran para atlet daerah. Banyak yang potensial bahkan ada sebagian yang telah berprestasi di kejuraan tingkat internasional. Semua itu adalah modal kuat untuk meraih medali emas pada PON XXI 2024 mendatang.
Bapak dari Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta ini melanjutkan dalam setiap persiapan tim yang akan menuju sebuah event akbar pastilah selalu ada kendala. Hal itu bisa berupa dana yang tidak ada atau minim, honorarium terbatas, kemudian anggota tim juga tidak sepenuhnya menjadi atlet karena juga ada yang berstatus pekerja atau siswa sekolah, sehingga kerap cabang olahraganya itu sendiri seolah tidak menjadi fokus.
“Namun demikian, kita tetap harus memiliki spirit kuat dan motivasi yang tinggi untuk dapat mengantisipasi semua kendala. Yang paling penting adalah kedepankan rasa bersyukur bahwa dalam situasi krisis, setiap atlet masih diberikan kesehatan dan dapat menyiapkan diri menghadapi ajang besar olahraga. Rasa bersyukur akan menjadi awal bagi penguatan tekad dan semangat kita,” kata Dr Aqua Dwipayana yang memiliki jejaring pertemanan sangat luas serta meniatkan diri konsisten menjalankan silaturahim dan berbuat kebaikan sosial tersebut.
KONI Provinsi Sulut
Visi
Menciptakan Potensi Atlet Sulut Menuju Prestasi Nasional dan Internantional
Misi
1. Pemberdayaan IPTEK Olahraga.
2. Sinergitas dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Pimpinan: Drs. Steven O. E. Kandouw (Ketua Umum KONI Sulut).
Program jangka pendek: Inventarisasi Pengurus Induk Organisasi Anggota KONI Provinsi Sulawesi Utara.
Program jangka menengah: Persiapan Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Sulawesi Utara XI Tahun 2025, Pembentukan Panitia Pengawas dan Pengarah (PANWASRAH) dan Identifikasi Cabang Olahraga Peserta PORPROV.
Program jangka panjang: Inventarisasi cabang olahraga Untuk babak kualifikasi PON XXII/2028 dan cabang olahraga lolos PON XXII/2028.*
Editor: Agung