Putin Perintahkan Pasukan Rusia ‘Usir’ Ukraina dari Perbatasan

Prajurit Ukraina mengendarai tank T-64 buatan Soviet di wilayah Sumy, dekat perbatasan dengan Rusia, 11 Agustus 2024, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Roman PILIPEY / AFP)

J5NEWSROOM.COM, Presiden Vladimir Putin memerintahkan tentaranya pada hari Senin (12/8) untuk “mengusir” pasukan Ukraina yang telah memasuki wilayah Rusia, sementara otoritas Rusia mengatakan bahwa lebih dari 120.000 orang telah dievakuasi dari pertempuran.

Kyiv melancarkan serangan mendadak ke wilayah Kursk, Rusia Barat, pada hari Selasa lalu (6/8), merebut lebih dari dua lusin permukiman dalam serangan lintas batas paling signifikan di tanah Rusia sejak Perang Dunia II.

“Salah satu tujuan musuh yang jelas adalah menabur perselisihan, persengketaan, mengintimidasi masyarakat, menghancurkan persatuan dan keutuhan masyarakat Rusia,” kata Putin dalam sebuah pertemuan dengan para pejabat pemerintah yang disiarkan di televisi.

“Tugas utama kementerian pertahanan adalah mengusir musuh dari wilayah kita,” katanya

Sekitar 121.000 orang telah melarikan diri dari wilayah Kursk sejak dimulainya pertempuran, yang telah menewaskan setidaknya 12 warga sipil dan melukai 121 orang lainnya, kata gubernur Kursk Alexei Smirnov dalam pertemuan dengan Putin.

Otoritas di Kursk mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka memperluas wilayah evakuasi mereka hingga mencakup distrik Belovsky, yang berpenduduk sekitar 14.000 orang. Wilayah Belgorod yang bertetangga juga mengatakan bahwa mereka mengevakuasi distrik perbatasannya, Krasnoyaruzhsky.

Ukraina telah merangsek masuk ke wilayah tersebut setidaknya sejauh 12 kilometer dan telah merebut 28 kota dan desa, dengan garis depan baru sepanjang 40 kilometer, kata Smirnov.

Seorang pejabat tinggi Ukraina mengatakan kepada AFP pada akhir pekan lalu bahwa operasi ini bertujuan untuk melemahkan pasukan Rusia dan menggoyahkan negara tersebut setelah berbulan-bulan serangan Rusia yang melambat di garis depan.

Putin mengatakan Rusia akan merespons dengan menunjukkan “dukungan penuh bagi semua pihak yang berada dalam kesulitan” dan mengklaim bahwa telah terjadi peningkatan jumlah tentara yang mendaftar untuk bertempur.

“Musuh akan menerima balasan yang setimpal,” katanya.

Kerugian maksimum

Serangan itu tampaknya terjadi ketika Kremlin lengah. Tentara Rusia bergegas mengerahkan pasukan cadangan, tank, penerbangan, artileri, dan drone untuk menggagalkan serangan itu.

Namun, pada hari Minggu (11/8), Rusia mengakui bahwa Ukraina telah menembus hingga 30 kilometer ke dalam wilayah Rusia.

Disebutkan bahwa sejumlah pasukan Ukraina berada di dekat desa Tolpino dan Obshchy Kolodez, sekitar 25 kilometer dan 30 kilometer dari perbatasan Rusia-Ukraina.

Seorang pejabat keamanan Ukraina mengatakan kepada kantor berita AFP, dengan syarat tidak disebutkan namanya, bahwa “tujuannya adalah untuk meregangkan posisi musuh, untuk menimbulkan kerugian maksimum dan untuk mengacaukan situasi di Rusia karena mereka tidak dapat melindungi perbatasan mereka sendiri.”

Pejabat Ukraina tersebut mengatakan bahwa ribuan tentara Ukraina terlibat dalam operasi tersebut.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Senin bahwa sistem pertahanan udaranya telah menghancurkan 18 pesawat tak berawak Ukraina – termasuk 11 di antaranya di wilayah Kursk.

Situasi mencekam

Kementerian Situasi Darurat Rusia mengatakan pada hari Minggu bahwa lebih dari 44.000 penduduk di wilayah Kursk telah mengajukan permohonan bantuan keuangan, kantor berita TASS melaporkan.

Sementara itu, operator kereta Rusia telah mengatur kereta darurat dari Kursk ke Moskow, sekitar 450 kilometer jauhnya, bagi mereka yang melarikan diri.

“Menakutkan rasanya menghadapi helikopter yang terbang di atas kepala Anda sepanjang waktu,” kata Marina, yang menolak menyebutkan nama belakangnya, yang tiba dengan kereta api di Moskow pada hari Minggu. “Ketika ada kesempatan untuk pergi, saya pergi.”

Di seberang perbatasan di wilayah Sumy, Ukraina, wartawan AFP pada hari Minggu melihat puluhan kendaraan lapis baja yang dihiasi dengan segitiga putih – lambang yang tampaknya digunakan untuk mengidentifikasi perangkat keras militer Ukraina yang digunakan dalam serangan itu.

Di sebuah pusat evakuasi di ibukota regional Sumy, pensiunan pekerja logam berusia 70 tahun, Mykola, yang melarikan diri dari desanya di Khotyn, sekitar 10 kilometer dari perbatasan Rusia, menyambut baik langkah Ukraina untuk masuk ke Rusia.

“Biarkan mereka mengetahui bagaimana rasanya,” katanya kepada AFP. “Mereka tidak mengerti apa itu perang. Biarkan mereka merasakannya.”

Para analis berpikir bahwa Kyiv mungkin telah melancarkan serangan itu untuk mengurangi tekanan pada pasukannya di bagian lain dari garis depan.

Namun, pejabat Ukraina mengatakan: “Tekanan mereka di timur terus berlanjut, mereka tidak menarik mundur pasukan dari daerah tersebut,” bahkan jika “intensitas serangan Rusia telah turun sedikit.”

Pejabat Ukraina tersebut mengatakan bahwa ia memperkirakan Rusia “pada akhirnya” akan menghentikan serangannya.

Ukraina bersiap-siap menghadapi serangan rudal pembalasan berskala besar, termasuk “di pusat-pusat pengambilan keputusan” di Ukraina, kata pejabat itu.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah