Dr Aqua Dwipayana: Komunikasi Kunci Hubungan Harmonis Kurangi Kesalahpahaman

Dr Aqua Dwipayana saat sharing komunikasi dan motivasi di Universitas Islam Bandung. (Foto: J5NEWSROOM.COM)

J5NEWSROOM.COM, Bandung – Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana menyampaikan bahwa kunci dari sebuah hubungan yang harmonis adalah komunikasi yang baik. Dalam lingkungan kampus, komunikasi bukan hanya tentang penyampaian pesan, tetapi juga mengenai memahami dan menyimak satu sama lain.

“Komunikasi yang efektif dapat mengurangi kesalahpahaman dan memupuk kerja sama yang lebih erat di antara tenaga kependidikan (tendik). Ini bukan hanya soal berbicara, tetapi juga mengenai menyimak dengan empati dan menghargai perbedaan,” ujar Dr Aqua Dwipayana.

Untuk kali ketiga dalam kurun kurang dari dua bulan, Dr Aqua Dwipayana kembali menyambangi salah satu kampus perguruan tinggi terkemuka di Kota Bandung, Jawa Barat, yakni Universitas Islam Bandung (Unisba).

Pada Jumat 16 Agustus 2024 pagi, doktor komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran itu menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada sekitar 250 peserta yang merupakan para tendik Unisba. Sharing bertajuk “Mempererat Persaudaraan Sesama Tendik” itu digelar di Aula Universitas Islam Bandung Gedung Hj. Kartimi Kridhoharsojo, Jalan Tamansari No. 1 Kota Bandung.

Inilah kali ketiga doktor Komunikasi yang telah berbicara di depan jutaan publik di dalam negeri dan mancanegara itu untuk ketiga kali menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi di Unisba yang berlokasi di kota berhawa sejuk tersebut.

Tiga rangkaian Sharing Komunikasi dan Motivasi di Kampus Unisba ini seolah menjadi ajang “pemanasan” bagi Dr Aqua Dwipayana sebelum pada 17 September 2024 akan kembali melakukan kegiatan serupa. Materi yang akan disampaikan sosok yang memiliki jejaring pertemanan sangat luas tersebut di depan ribuan mahasiswa baru Unisba pada kegiatan penerimaan mahasiswa baru Unisba 2024.

Sharing Komunikasi dan Motivasi perdana Dr Aqua Dwipayana di lingkungan Unisba berlangsung pada Selasa 9 Juli 2024. Bapak dua anak itu sharing kepada pejabat struktural Unisba bertajuk “Menjadi Perguruan Tinggi Islam Berdaya Saing Global di Era Society 6.0”. Sharing yang dirangkaikan dengan rapat kerja itu diikuti lebih dari seratus peserta dari para unsur pimpinan di lingkungan Unisba dan berlangsung di Swiss Belresort Dago Heritage Jl. Lapangan Golf Dago Atas No. 78 Bandung.

Selanjutnya, sharing kedua dilaksanakan pada Jumat 2 Agustus 2024 pagi. Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu berbicara kepada para tenaga kependidikan di lingkungan Unisba yang segera menghadapi masa purnakerja atau pensiun dari kepala bagian, kepala seksi, dan staf administrasi.

Ketika itu, Dr Aqua Dwipayana menyampaikan materi Sharing Komunikasi dan Motivasi bertajuk “Menghadapi Masa Pensiun dengan Tenang dan Bahagia”. Sharing berlangsung di Vila Air Natural Resort Kompleks Vila Istana Bunga, Jl. Kolonel Masturi Km 09, Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat, Jawa Barat.

Dalam pesannya, Dr Aqua Dwipayana menekankan pentingnya peran tendik dalam membentuk karakter mahasiswa. Juga mengajak para tendik untuk terus belajar dan mengembangkan diri agar dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi kemajuan pendidikan Islam, sebagaimana dijalankan di lingkungan Unisba.

Pria yang mendalami Komunikasi secara komprehensif ini mengungkapkan pentingnya kolaborasi dan kebersamaan di antara tendik. Membuka sesi dengan kalimat inspiratif, “Kita semua adalah keluarga besar di kampus ini. Tidak ada yang lebih penting dari menjaga persaudaraan dan saling mendukung dalam setiap langkah yang kita ambil,” ucap pembicara laris itu.

Ekosistem yang Kompleks

Lebih lanjut, pria rendah hati tersebut menjelaskan bahwa lingkungan kampus adalah ekosistem yang kompleks di mana tenaga kependidikan memainkan peran penting dalam mendukung proses akademis. Oleh karena itu, mereka harus menjadi teladan dalam hal komunikasi yang efektif. Dr Aqua Dwipayana menggarisbawahi pentingnya sikap terbuka dan transparansi dalam setiap interaksi, baik itu antar sesama tendik maupun dengan mahasiswa dan dosen.

Bapak dua anak itu juga menekankan pentingnya motivasi dan dukungan emosional di lingkungan kerja. “Motivasi bukan hanya tentang dorongan untuk bekerja lebih keras, tetapi juga upaya menjaga semangat dan energi positif dalam diri kita. Ketika kita termotivasi, kita dapat memberikan yang terbaik dalam pekerjaan kita, dan ini akan berdampak langsung pada kesejahteraan seluruh komunitas kampus,” jelas Dr Aqua Dwipayana.

Menurut pehobi silaturahim itu memberikan apresiasi dan dukungan kepada rekan kerja dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan kepuasan kerja. “Kadang-kadang, satu kata pujian atau apresiasi bisa sangat berarti bagi seseorang. Kita tidak pernah tahu betapa besarnya dampak dari hal-hal kecil seperti itu,” kata Dr Aqua Dwipayana.

Pria yang berasal dari Kota Padang, Sumatera Barat itu, juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ia mengajak para tendik untuk saling mendukung dalam menghadapi tantangan, baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan sehari-hari. “Kita semua memiliki beban masing-masing, namun dengan saling membantu dan mendukung, beban itu akan terasa lebih ringan,” ujar Dr Aqua Dwipayana.

Lebih jauh pehobi membaca ini mengakui bahwa di tengah dinamika dunia pendidikan yang terus berkembang, tantangan dalam pekerjaan tidak bisa dihindari. Namun, ia percaya bahwa solidaritas dan rasa persaudaraan dapat menjadi solusi untuk menghadapi berbagai tantangan tersebut. “Ketika kita merasa bahwa kita tidak sendirian dalam menghadapi masalah, semangat kita akan bangkit. Solidaritas adalah kunci untuk menjaga kekompakan dan meningkatkan produktivitas,” tambah Dr Aqua Dwipayana.

Bapak dari Alira Vania Putra Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana itu
mengajak para tendik untuk aktif membangun jaringan komunikasi yang lebih kuat, baik secara formal maupun informal. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka setiap masalah yang muncul dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan efisien.

Sekilas Unisba

Unisba adalah salah satu perguruan tinggi swasta tertua dan paling prestisius di Indonesia yang berkedudukan di Kota Bandung. Lahir atas gagasan para tokoh umat Islam dan tuntutan masyarakat Jawa Barat akan adanya perguruan tinggi yang bernafaskan Islam dan melahirkan intelektual muslim. Unisba memiliki tujuan pendidikan dalam mewujudkan mujahid (pejuang), mujtahid (peneliti) dan mujaddid (pembaharu) dalam suatu masyarakat ilmiah yang Islami.

Visi:

“Menjadi Perguruan Tinggi Islam yang Mandiri, Maju dan Terkemuka di Asia Pada Tahun 2033”.

Misi:

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menghasilkan sumber daya manusia yang beriman, bertakwa, dan berakhlakul karimah sebagai mujahid, mujtahid, dan mujaddid;

2. Menyelenggarakan penelitian yang menghasilkan pemikiran, konsep dan teori-teori baru bagi kemaslahatan umat;
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan; dan
4. Mengelola Perguruan Tinggi yang mengedepankan good university governance berlandaskan nilai-nilai Islam.

Nilai-Nilai

Unisba telah melalui berbagai tantangan untuk mengembangkan diri menjadi perguruan tinggi Islam yang konsisten dengan cita-cita yang sudah ditorehkan oleh para pendirinya. Kiprah yang dicita-citakan para pendiri Perguruan Islam Tinggi yang kemudian diubah namanya menjadi Unisba tersebut adalah mencetak sarjana muslim yang berwawasan luas, berakhlakul karimah, dan menjadi mujahid (pejuang), mujtahid (ilmuwan), mujaddid (pembaharu).

Tagline untuk memperkuat posisi Unisba adalah “Excellent in Islamic Spirit”.

Pimpinan: Prof Dr Edi Setiadi, SH. M.H (Rektor Unisba).

Nilai-Nilai yang selalu ditekankan Rektor kepada semua jajaran: Implementasi Ruhul Islam dalam setiap kegiatan.

Sejarah

Tahun 1957, sejumlah tokoh umat Islam Jawa Barat bersama beberapa ulama yang pada saat itu menjadi anggota Konstituate, menggagas kaderisasi pemimpin umat yang faqih fiddin di masa mendatang. Pada tanggal 15 Nopember 1958, gagasan tersebut diwujudkan melalui pendirian Perguruan Islam Tinggi, di bawah Yayasan Pendidikan Islam dengan Akte Notaris Lie Kwie Nio, nomor 42. Para pendiri yang tercantum pada akte Notaris yaitu : Prof. Sjafie Soemardja, dr.H. Chasan Boesoiri, Drs. Achmad Sadali, Oja Somantri, R. Kosasih, R. Sabri Gandanegara, dan Dadang Hermawan.

Pada tahun 2007 Yayasan Pendidikan Islam diubah dengan Akte Notaris Dadang Abdul Haris Kosidin, SH., Nomor 07, tertanggal 22 April 2007, menjadi Yayasan Universitas Islam Bandung (Yayasan Unisba).

Secara filosofis, di balik semua itu terkandung harapan akan pelaksanaan ajaran Islam, dalam arti yang seluas-luasnya, terutama dalam menyiapkan manusia Indonesia yang berpendidikan tinggi, bertanggung jawab terhadap bangsa, negara, dan umat manusia yang berdasarkan pada pencapaian ridha Allah Swt.

Kehadiran perguruan tinggi ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat, khususnya akan adanya perguruan tinggi bernapaskan Islam di tengah bermacam corak perguruan tinggi pada waktu itu. Pembentukan perguruan tinggi ini mendapat dukungan sepenuhnya dari masyarakat Jawa Barat melalui para anggota DPRD-GR Propinsi Jawa Barat.

Untuk pertama kalinya, kegiatan perkuliahan diselenggarakan di Gedung Muslimin, Jalan Palasari, nomor 9, Bandung. Setahun kemudian, pada tahun 1960, kegiatan akademik dipindahkan ke Jalan Abdul Muis, nomor 73, Bandung. Pada tahun 1967, Perguruan Islam Tinggi (PIT) berubah menjadi Universitas Islam Bandung (Unisba) yang dipimpin oleh Prof. T. M. Soelaeman, M.Sc., EE. Sejak tahun 1972, seluruh kegiatan universitas diselenggarakan di kampus biru, yaitu di Jalan Tamansari nomor 1 Bandung, di atas tanah seluas 10.808 m2, yang disediakan Pemerintah Daerah Kotamadya Bandung.

Berbekal swadana dan swadaya kaum muslimin, didirikan bangunan-bangunan semi permanen untuk ruang kuliah, kantor, perpustakaan, fasilitas akademik, Masjid Al-Asya’ari Unisba, dan aula serbaguna. Karena jumlah mahasiswa semakin bertambah dan program akademik semakin banyak pada tahun 1980, dibangun kampus II di Ciburial Dago, lebih kurang 7 km dari kampus di Tamansari. Kampus II tersebut dibangun pada lahan sumbangan dari H. Amir Machmud (Menteri Dalam Negeri pada waktu itu).

Sejak tahun 1987, seluruh kegiatan akademik dan kemahasiswaan dipusatkan kembali di kampus Jalan Tamansari, sedangkan kampus II Ciburial digunakan untuk kegiatan pesantren mahasiswa, pertemuan-pertemuan ilmiah, penataran, dan pelatihan.*

Editor: Agung