Pentagon, Deplu AS Setujui Penjualan Helikopter Senilai $3,5M ke Korsel 

Helikopter Apache AH-64 milik militer AS terbang dalam latihan perang di Pocheon, Korea Selatan, pada 14 Agustus 2024. (Foto: Reuters/Kim Soo-hyeon)

j5NEWSROOM.COM, Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui potensi penjualan helikopter Apache, peralatan terkait dan rudal senilai US$3,5 miliar kepada Korea Selatan, kata Pentagon pada Senin (19/8).

“Penjualan yang diusulkan itu akan meningkatkan kemampuan Republik Korea untuk memenuhi ancaman saat ini dan masa mendatang dengan memberi kekuatan kredibel yang mampu menghalangi musuh serta mampu berpartisipasi dalam operasi regional,” kata Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan dalam sebuah pernyataan.

Boeing dan Lockheed Martin akan menjadi kontraktor utama dalam kesepakatan itu, kata Pentagon.

Meskipun Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan ke Korea Selatan tersebut, Kongres masih harus menandatanganinya. Pengumuman mengenai kesepakatan itu muncul pada hari yang sama ketika AS dan Korea Selatan memulai latihan militer bersama tahunan mereka.

Berita mengenai penjualan itu juga muncul di tengah ketegangan yang kian besar di Semenanjung Korea terkait arsenal nuklir Korea Utara yang makin besar.

Sekitar 19.000 personel militer Korea Selatan berpartisipasi dalam latihan bernama Perisai Kebebasan Ulchi yang dijadwalkan berlangsung hingga 29 Agustus mendatang. AS tidak menyebutkan jumlah personelnya yang berpartisipasi dalam latihan tersebut. Latihan simulasi perang dan latihan lapangan itu dirancang untuk meningkatkan kesiagaan kedua sekutu dalam menghadapi serangan Korea Utara.

“Sebagaimana yang terlihat di Ukraina dan konflik di Timur Tengah, perang dapat pecah kapan saja,” kata Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, sewaktu menjelaskan mengapa latihan itu diperlukan. Pemimpin Korea Selatan itu telah menggambarkan Korea Utara sebagai “negara paling sembrono dan irasional di dunia.”

Korea Utara secara rutin mengecam latihan bersama tahunan itu, serta menuduh AS dan Korea Selatan sedang berlatih untuk menginvasi Korea Utara.

Pyongyang menjustifikasi program persenjataannya yang kian meningkat sebagai cara “menjaga keseimbangan kekuatan untuk mencegah perang dengan meningkatkan penangkisan terbesar.”

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan upacara besar-besaran pada awal bulan ini di Pyongyang untuk penyerahan 250 peluncur rudal berkemampuan nuklir, yang dilaporkan akan ditujukan untuk unit-unit militer garis depan.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah