J5NEWSROOM.COM, Georgia – Kamis (5/9), ayah dari seorang remaja berusia 14 tahun yang diduga menembak mati empat orang dan melukai sembilan orang lainnya di sebuah sekolah menengah di Georgia, telah ditangkap. Otoritas setempat menyebutkan bahwa pria tersebut menghadapi dakwaan termasuk pembunuhan tak berencana dan pembunuhan tidak disengaja, terkait dengan keputusan membiarkan putranya memiliki senjata.
Kasus ini mencerminkan tren terbaru di mana jaksa menuntut pertanggungjawaban orang tua atas tindakan anak-anak mereka dalam kasus penembakan sekolah.
April lalu, Jennifer dan James Crumbley dari Michigan menjadi orang tua pertama yang dihukum dalam kasus penembakan massal di sekolah di Amerika Serikat. Mereka dijatuhi hukuman penjara minimal 10 tahun karena gagal mengamankan senjata api dan tidak memperhatikan tanda-tanda penurunan kesehatan mental putra mereka sebelum dia menembak mati empat siswa pada tahun 2021.
Colin Gray, berusia 54 tahun, ayah dari Colt Gray, didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tidak disengaja, dua tuduhan pembunuhan tak berencana, dan delapan tuduhan kekejaman terhadap anak-anak, menurut pernyataan Direktur Biro Investigasi Georgia, Chris Hosey. Hosey menjelaskan bahwa dakwaan ini muncul karena Colin Gray secara sadar mengizinkan putranya, Colt, memiliki senjata.
Di Georgia, pembunuhan tak berencana merujuk pada tindakan yang menyebabkan kematian orang lain akibat kekejaman tak berencana terhadap anak-anak, dengan hukuman yang dapat berkisar antara 10 hingga 30 tahun penjara. Sementara itu, pembunuhan tidak disengaja adalah ketika seseorang menyebabkan kematian tanpa niat.
Colt Gray, yang berusia 14 tahun, didakwa sebagai orang dewasa atas tuduhan pembunuhan terkait penembakan di Sekolah Menengah Atas Apalachee pada Rabu (4/9). Surat perintah penangkapan yang diperoleh AP menyebutkan bahwa Colt menggunakan senapan serbu semi-otomatis dalam serangan tersebut, yang mengakibatkan kematian dua siswa, dua guru, dan melukai sembilan orang lainnya.
Colt membantah mengancam akan melakukan penembakan di sekolah ketika diwawancarai tahun lalu mengenai unggahan ancaman di media sosial. Laporan dari sheriff menunjukkan bahwa bukti yang saling bertentangan mengenai asal usul postingan tersebut menyulitkan penyidik untuk menangkap pelaku. Sheriff Jackson County, Janis Mangum, menyatakan bahwa tinjauan laporan dari Mei 2023 tidak memberikan dasar yang cukup untuk pengajuan tuntutan saat itu.
Dalam wawancara dengan penyidik dari Jackson County, Colin Gray menyatakan bahwa putranya menghadapi kesulitan emosional dan sering mengalami perundungan di sekolah. Ia juga mengatakan bahwa Colt sering berlatih menembak bersama dirinya dan memahami bahaya senjata.
Colt diwawancarai setelah FBI melaporkan bahwa dia mungkin mengancam akan menembaki sekolah melalui platform media sosial Discord. Meskipun informasi mengarah pada akun Discord yang terkait dengan Colt, penyidik tidak melakukan penangkapan karena adanya ketidakcocokan informasi dan jejak digital yang menunjukkan akses dari berbagai lokasi.
Penembakan ini merupakan insiden terbaru dari serangkaian penembakan massal di AS dalam beberapa tahun terakhir, termasuk insiden mematikan di Newtown, Connecticut; Parkland, Florida; dan Uvalde, Texas. Kasus-kasus ini telah memicu perdebatan mengenai kontrol senjata, meskipun perubahan dalam undang-undang senjata nasional masih terbatas.
Sekolah menengah di Georgia ditutup pada Kamis, meskipun beberapa individu datang untuk meletakkan bunga di sekitar tiang bendera dan berdoa di halaman sekolah.
Colin Gray ditahan di fasilitas penahanan remaja regional dan dijadwalkan untuk menjalani sidang pengadilan pertamanya pada Jumat pagi. Dia didakwa atas kematian siswa Mason Schermerhorn dan Christian Angulo, serta guru Richard Aspinwall dan Christina Irimie.
Setidaknya sembilan orang lainnya—termasuk delapan siswa dan satu guru—terluka dan dibawa ke rumah sakit, dengan semua korban diperkirakan selamat, menurut Sheriff Barrow County, Jud Smith.
Insiden ini merupakan penembakan massal ke-30 di Amerika Serikat sepanjang tahun ini, dengan total 127 orang tewas dalam semua penembakan tersebut, menurut data yang dikelola oleh The Associated Press dan USA Today bekerja sama dengan Universitas Northeastern.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah