J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemimpin Indonesia harus dihormati dan tidak boleh menjadi sasaran penghinaan, termasuk oleh para demonstran. Sukodigdo Wardoyo, Koordinator Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi, menegaskan bahwa para mahasiswa yang berunjuk rasa harus mengutamakan etika dalam aksinya.
“Kami siap menghadapi demonstran anti-Jokowi,” tegas Sukodigdo dalam pernyataannya kepada wartawan pada Sabtu (24/8/2024).
Ia menambahkan bahwa demonstrasi yang menentang Jokowi telah berujung pada tindakan anarkis dan merusak fasilitas publik. Sukodigdo juga menyampaikan bahwa Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi telah melakukan koordinasi secara nasional dan berencana untuk segera menuju Jakarta guna menghadapi para demonstran.
Sukodigdo menduga bahwa gerakan demonstrasi, baik di Jakarta maupun daerah lain, dimotori oleh kelompok yang kalah dalam Pilpres 2024. “Kami memiliki informasi tentang dugaan adanya politisi yang memanfaatkan demonstrasi ini,” tambahnya. Ia juga meminta pihak kepolisian untuk mengambil tindakan tegas terhadap para penggerak di balik aksi-aksi tersebut.
Politikus PDIP Berkomentar Tentang Jokowi
Sementara itu, Ketua DPP PDIP, Komarudin Watubun, menanggapi rencana Pasukan Berani Mati Pembela Jokowi untuk menggelar apel besar di Tugu Proklamasi, Jakarta, pada Minggu (22/9/2024). Ia menyampaikan bahwa Jokowi membutuhkan dukungan, terutama setelah masa jabatannya berakhir pada 20 Oktober 2024.
“Ya, bisa saja, Pak Jokowi juga kasihan, bulan Oktober sudah turun dia,” ujarnya dengan nada bercanda saat ditemui di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (10/9/2024).
Komarudin, yang merupakan anggota Komisi II DPR, bahkan berseloroh bahwa Jokowi mungkin memerlukan pasukan untuk menjaga keamanan setelah lengser. Apel tersebut ditujukan untuk menunjukkan dukungan mereka dalam melindungi Jokowi dan keluarganya dari ancaman yang dianggap ingin menggulingkan kekuasaan.
Sumber: Jakartasatu.com/RMOL
Editor: Agung