Sekte Terlarang Malaysia Kembali Jadi Sorotan Pasca Kasus Pelecehan Seksual Anak

Kantor pusat Global Ikhwan Services and Business (GISB) di Rawang, Malaysia, 11 September 2024. (Foto: REUTERS/Hasnoor Hussain)

J5NEWSROOM.COM, Melalui situs web resminya, Global Ikhwan Services and Business Holdings (GISB) mengklaim sebagai konglomerat Malaysia yang menerapkan gaya hidup Islami sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad. Namun, belakangan ini GISB menjadi perhatian publik setelah ditemukan ratusan anak yang diduga menjadi korban pelecehan seksual di panti-panti sosial yang dikelolanya.

GISB sebenarnya memiliki hubungan dengan sekte keagamaan Al-Arqam yang telah dilarang oleh pemerintah Malaysia sejak tahun 1994. Meskipun GISB mengakui hubungan historisnya dengan sekte tersebut yang didirikan oleh almarhum ustaz Ashaari Muhammad, mereka berusaha menjauhkan diri dari praktik-praktik yang dianggap sesat oleh pemerintah.

GISB membantah semua tuduhan pelecehan dan menyatakan tidak bertanggung jawab atas pengelolaan panti-panti sosial tersebut. Meski demikian, dalam sebuah video di Facebook, CEO GISB mengakui adanya pelanggaran hukum, meski tanpa memberikan rincian. GISB juga mengakui adanya beberapa kasus sodomi di panti asuhan mereka.

Kontroversi mengenai GISB telah muncul sejak 2011, terkait pandangan mereka tentang seks dan pernikahan, termasuk promosi keluarga poligami dan pembentukan Klub Istri Patuh yang mengajarkan kepatuhan total kepada suami.

Penggerebekan terhadap panti-panti asuhan yang dikelola oleh GISB dilakukan di dua negara bagian Malaysia setelah permintaan dari beberapa pemimpin Islam untuk penyelidikan. Abu Hafiz Salleh Hudin, seorang dosen di Universitas Islam Internasional Malaysia, menyatakan bahwa laporan mengenai eksploitasi pekerja dan ajaran menyimpang di GISB telah dibuat kepada Departemen Pengembangan Islam (Jakim) sejak satu dekade lalu.

Polisi sedang menyelidiki dugaan pelanggaran lain, termasuk pencucian uang, dan berencana memeriksa madrasah-madrasah yang dikelola oleh GISB. Departemen Pengembangan Islam juga akan membuat laporan mengenai ajaran menyimpang yang melibatkan GISB untuk diserahkan kepada kabinet.

Dari penggerebekan terbaru, banyak anak-anak yang diselamatkan ternyata adalah anak-anak anggota GISB. Beberapa dari mereka menunjukkan tanda-tanda pelecehan dan trauma emosional, dengan 13 di antaranya dilaporkan menjadi korban sodomi.

Warga Bukit Beruntung, tempat terjadinya penggerebekan, menyatakan kekhawatiran atas tuduhan tersebut. Ashaari Muhammad, pendiri Al-Arqam yang dilarang pada 1980-an karena dianggap ajaran menyimpang, memiliki pengaruh yang luas di kalangan pengikutnya sebelum meninggal pada 2010. Pada 2006, pemerintah Malaysia juga melarang Rufaqa Corp, perusahaan lain yang didirikan oleh Ashaari, karena dianggap berusaha menghidupkan kembali Al-Arqam.

GISB mengonfirmasi telah mengganti nama dari Rufaqa Corp dan menegaskan komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip Islam. Munira Mustaffa, Direktur Eksekutif Chasseur Group, mengkritik GISB sebagai usaha untuk “menyembunyikan diri di balik tabir legitimasi” dan mengikuti pola yang sama dengan aliran isolasionis lainnya.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah