Tergilas Digitalisasi, Bank Tutup Ratusan Kantor Cabang di Semester I 2024

Seorang teller Bank Mayapada sedang melayani nasabahnya. PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII) mengumumkan penutupan sejumlah kantor cabang di Jakarta. Total, Maybank telah menutup 20 kantor layanan fisik sepanjang 2024. (Foto: Bisnis/Eusebio Chrysnamurti)

J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Perbankan di Indonesia semakin mempercepat proses digitalisasi, yang berdampak pada penutupan ratusan kantor cabang sepanjang semester I 2024. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah kantor bank di Tanah Air pada Juni 2024 mencapai 24.170 unit, menyusut 106 kantor dibandingkan enam bulan sebelumnya. Secara tahunan, jumlah kantor bank berkurang 614 unit dari 24.784 kantor pada Juni 2023.

Penurunan ini juga terlihat dari jumlah kantor cabang bank yang turun sebanyak 26 unit dalam setahun, dari 3.449 pada Juni 2023 menjadi 3.423 pada Juni 2024.

Salah satu bank yang melakukan penutupan adalah PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (BNII), yang mengumumkan penutupan sejumlah kantor cabang di Jakarta, seperti KCP Warung Buncit, KCP Grand Wijaya, dan KCP Mal Ambasador. Selain itu, penutupan juga dilakukan di beberapa daerah seperti Pekanbaru, Solo, Surabaya, dan Jambi. Total, Maybank menutup 20 kantor layanan fisik sepanjang 2024.

Tak hanya Maybank, PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) juga mencatat penurunan kantor cabang sebanyak 8 unit pada semester I 2024, dari 310 unit pada 2023 menjadi 302 unit. Lusiana Saleh, Head of Digital Banking CIMB Niaga, menyebut bahwa penurunan jumlah kantor cabang merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional dan menghindari tumpang tindih cabang di wilayah yang sama.

Tren penutupan kantor cabang juga terjadi di bank-bank milik negara. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mengalami penyusutan 274 kantor, sementara PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menutup 100 kantor dalam setahun.

Menurut Trioksa Siahaan, Head of Research LPPI, penurunan jumlah kantor cabang menunjukkan bahwa keberadaan kantor cabang semakin tidak menguntungkan bagi bank. Selain itu, meningkatnya adopsi teknologi digital membuat nasabah semakin mudah melakukan transaksi keuangan tanpa harus mengunjungi kantor cabang.

“Tren ini kemungkinan besar akan terus berlanjut, seiring dengan makin efektifnya digitalisasi yang menggantikan operasional tradisional bank,” ujar Trioksa.

Sumber: Bisnis Indonesia
Editor: Agung