Dilanda Aksi Mogok, Boeing Potong Pengeluaran dan Pertimbangkan Rumahkan Karyawan

Karyawan Boeing melakukan aksi mogok di Seattle, Washington, AS untuk menuntut kenaikan gaji (foto: dok).

J5NEWSROOM.COM, Washington DC- Boeing, raksasa penerbangan asal Amerika Serikat, mengumumkan pada hari Senin bahwa mereka akan melakukan pemangkasan anggaran belanja secara signifikan. Langkah ini mencakup kemungkinan pemutusan hubungan kerja dan penangguhan perekrutan sementara. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap aksi mogok yang dilakukan oleh pekerja di pabrik-pabrik mereka di barat laut Amerika Serikat.

“Perusahaan kami saat ini menghadapi periode yang sangat sulit. Pemogokan ini telah secara serius mengancam pemulihan kami, sehingga kami harus mengambil langkah-langkah untuk menghemat biaya dan memastikan masa depan kami bersama,” kata Brian West, Chief Financial Officer Boeing, dalam pesan kepada karyawan.

Diskusi antara Boeing dan serikat pekerja yang mewakili para pekerja yang sedang mogok dijadwalkan akan dilanjutkan pada hari Selasa, 17 September, dengan melibatkan mediator federal. Hal ini dilakukan setelah mayoritas pekerja menolak proposal yang diajukan oleh perusahaan.

Akibat dari pemogokan ini, dua pabrik perakitan pesawat utama untuk model 737 MAX dan 777 di wilayah Puget Sound terpaksa ditutup, yang berdampak pada semakin tertundanya upaya pemulihan perusahaan yang sedang mengalami tekanan finansial.

West menjelaskan bahwa perusahaan akan mengambil “tindakan yang diperlukan untuk menghemat biaya dan melindungi masa depan kita bersama.” Pemangkasan anggaran ini mencakup pembekuan perekrutan di semua level, penghentian sejumlah kenaikan gaji, serta penangguhan “setiap perjalanan yang tidak terkait langsung dengan aktivitas pelanggan, program, peraturan, atau rantai pasokan yang krusial.” Selain itu, semua perjalanan bisnis kelas satu juga akan dihentikan, dan belanja modal yang tidak penting akan ditunda.

CFO Boeing juga menyebutkan bahwa perusahaan sedang “mempertimbangkan langkah sulit berupa cuti sementara bagi banyak karyawan, manajer, dan eksekutif dalam beberapa minggu mendatang.”

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah