J5NEWSROOM.COM, Lebanon – Asap hitam menjulang di langit desa-desa Lebanon pada Senin (23/9), setelah Israel melancarkan serangan udara terbesar terhadap target-target Hizbullah. Situasi ini terjadi saat kedua belah pihak tampaknya bersiap untuk perang total.
Penjabat Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Al-Abiad, menyatakan bahwa serangan Israel telah menewaskan ratusan orang, termasuk wanita, anak-anak, dan tenaga medis.
“Karena sayangnya situasi ini terus berkembang, serangan juga terjadi di kawasan Bekaa, selain di selatan. Jumlah korban yang kami terima dari Pusat Operasi Darurat Kesehatan Masyarakat adalah 274 orang tewas, termasuk 21 anak-anak dan 39 wanita. Ini adalah jumlah yang kami ketahui saat ini. Masih ada korban lain yang belum teridentifikasi,” kata Al-Abiad.
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, dalam pernyataan video mengimbau warga Lebanon untuk segera meninggalkan pos-pos Hizbullah, yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan senjata.
“Ini adalah peringatan demi keamanan Anda dan keluarga Anda,” ucap Hagari.
Saat ditanya tentang kemungkinan serangan darat Israel ke Lebanon, Hagari menyatakan bahwa militer akan melakukan “apa pun yang diperlukan” untuk memastikan warga yang dievakuasi dari utara Israel bisa kembali ke rumah dengan selamat.
Dalam video yang dirilis pada Senin, Menteri Pertahanan Yoav Gallant meminta warga Israel untuk tetap tenang dan menyatakan bahwa negara memperdalam serangan terhadap Hizbullah.
“Kita harus menunjukkan ketenangan, disiplin, dan kepatuhan penuh terhadap arahan dari Komando Front Dalam Negeri. Perbedaan antara sukses dan gagal terletak pada kepatuhan warga terhadap instruksi kami,” ujar Gallant.
Ketegangan meningkat saat kedua pihak saling menembak sepanjang akhir pekan. Pesawat tempur Israel melakukan pengeboman intens di Lebanon Selatan dalam konflik yang telah berlangsung hampir setahun, sementara Hizbullah menembakkan roket ke wilayah utara Israel.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah