J5NEWSROOM.COM, Natuna – Kenakalan remaja menjadi salah satu permasalahan sosial yang terus mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Daerah (Pemda) Natuna.
Bentuk kenakalan ini dapat berupa perkelahian, penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, serta perilaku-perilaku yang bertentangan dengan norma dan aturan sosial. Jika tidak ditangani dengan tepat, hal ini berpotensi merusak masa depan generasi muda dan mengganggu ketertiban sosial di masyarakat.
Dalam upaya menjaga ketertiban dan ketenteraman masyarakat, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Natuna turut berperan aktif.
Kepala Satpol PP Natuna, Irlizar, menegaskan bahwa pihaknya bertanggung jawab untuk menindak aktivitas remaja yang mengganggu ketenteraman masyarakat sesuai dengan tugas dan fungsi Satpol PP.
“Jika ada aktivitas yang dianggap mengganggu ketenteraman masyarakat, itu sudah menjadi tugas kami untuk mencegah dan menindak sesuai peraturan perundang-undangan,” ujarnya saat ditemui awak media diruang kerjanya, Kamis, 26 September 2024.
Meski demikian, Satpol PP tidak serta-merta menindak semua aktivitas remaja. “Selama mereka tidak mengganggu ketenteraman, kami tidak akan menindak. Namun, jika ada perilaku tidak wajar dan laporan dari masyarakat, kami harus bertindak, baik melalui pembinaan maupun bekerja sama dengan orang tua untuk menegakkan aturan,” tambah Irlizar.
Beberapa lokasi yang sering menjadi tempat berkumpul para remaja di Natuna, antara lain area dengan fasilitas Wi-Fi gratis, Batu Datar, sekitar Masjid Agung, Penagi, serta gedung DPRD yang belum jadi dan kantor bupati.
Irlizar menyebut, dalam patroli, Satpol PP sering menemukan botol minuman keras yang ditinggalkan di tempat-tempat tersebut.
Irlizar mengatakan, patroli dilakukan pada malam hari di waktu-waktu tertentu, meskipun terbatas oleh jumlah personel dan sarana yang ada.
“Kami tidak bisa melakukan patroli setiap saat karena keterbatasan personel dan sarana prasarana. Namun, kami tetap berupaya menjaga ketertiban,” jelas Irlizar.
Lebih lanjut, Irlizar menjelaskan bahwa kenakalan remaja ini sebagian besar dipengaruhi oleh pergaulan dan keinginan remaja untuk mengekspresikan diri.
“Dari segi persentase, hanya di bawah 10% remaja yang terlibat dalam pergaulan bebas. Sebagian besar hanya ikut-ikutan, ingin mengekspresikan gaya hidup dan hobi,” ujarnya.
Untuk mencegah kenakalan remaja, Irlizar menyarankan agar pemerintah dan masyarakat menyediakan wadah untuk menyalurkan hobi dan minat remaja.
“Misalnya, jika mereka hobi bermain game, kita bisa menyediakan arena permainan. Itu bisa membantu mengalihkan perhatian mereka dari kegiatan negatif,” katanya.
Selain itu, orang tua juga diimbau untuk lebih ketat dalam mengawasi anak-anak mereka, terutama terkait waktu keluar rumah. “Orang tua harus bisa membatasi jam keluar anak-anaknya dan memastikan mereka pulang tepat waktu,” tegas Irlizar.
Pengaruh teknologi juga diakui sebagai salah satu faktor yang memicu kenakalan remaja. Oleh karena itu, Irlizar menekankan pentingnya kerja sama dengan pengelola tempat tongkrongan untuk membatasi akses Wi-Fi di waktu-waktu tertentu.
“Pengelola tempat-tempat tongkrongan bisa menetapkan batasan waktu akses Wi-Fi, agar tidak bisa digunakan sepanjang hari,” tambahnya.
Meskipun ada tantangan, Satpol PP Natuna berkomitmen untuk meningkatkan frekuensi patroli dan memperluas jangkauan dengan dukungan sarana dan prasarana yang lebih memadai.
“Insya Allah, kami akan terus meningkatkan volume patroli dan cakupan wilayah agar ketertiban di masyarakat tetap terjaga,” pungkas Irlizar.
Editor: Agung