J5NEWSROOM.COM, Natuna – Di tengah era globalisasi saat ini, pengembangan ekonomi kreatif menjadi salah satu fokus utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.
Pemerintah Kabupaten Natuna, melalui Dinas Pariwisata (Dispar), gencar melaksanakan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Sekretaris Dispar Natuna, Wan Abdul Halim, menjelaskan bahwa pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pengelola wisata sehingga mereka mampu bersaing dengan daerah lain.
“Pelatihan ini fokus pada peningkatan mutu SDM, mulai dari cara pengolahan makanan yang higienis, pengemasan (packaging), pengurusan hak intelektual, hingga pembuatan logo halal untuk produk mereka,” kata Halim saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis, 26 September 2024.
Halim mengatakan, hingga saat ini, Dispar Natuna telah melaksanakan lima dari delapan pelatihan yang dijadwalkan untuk tahun ini.
“Pelatihan ini ditargetkan untuk mempersiapkan pelaku ekonomi kreatif dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi dan siap dipasarkan secara luas,” terangnya.
Sementara itu, Kabid Ekonomi Kreatif Dispar Natuna, Wan Anriko, menambahkan bahwa pihaknya juga mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK) non-fisik dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) untuk mendukung peningkatan administrasi dan kualitas SDM di sektor ini.
“Pelatihan yang kami selenggarakan bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas para pelaku pariwisata, komunitas, serta penggiat ekonomi kreatif di Natuna,” jelasnya.
Andriko menerangkan, Natuna memiliki potensi besar dalam 17 subsektor ekonomi kreatif, namun lima subsektor utama yang menjadi fokus pengembangan adalah kuliner, kerajinan, fashion, fotografi, dan film animasi.
“Tahun ini, kami telah melatih 330 peserta dari lima pelatihan, dan masih ada tiga pelatihan lagi yang akan kami selesaikan,” tambah Anriko.
Andriko mengungkapkan, sejak tahun 2021 hingga 2024, Dispar Natuna telah melatih hampir 1.400 peserta dari berbagai pelatihan ekonomi kreatif.
Anriko optimis, dengan pelatihan yang terus dilakukan, SDM di sektor ini akan semakin berkembang dan mampu bersaing di pasar lokal maupun global.
“Kami berharap produk-produk yang dihasilkan bisa dipasarkan dengan baik, bahkan rencananya kami akan bekerja sama dengan Disperindag untuk membuka outlet ekonomi kreatif di Batam agar produk-produk lokal Natuna bisa lebih dikenal,” pungkasnya.
Dengan upaya yang terus dilakukan, Natuna diharapkan dapat menjadi salah satu pusat ekonomi kreatif yang berkembang pesat, memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat setempat dan memperkuat daya saing produk lokal di kancah nasional maupun internasional.
Editor: Agung