J5NEWSROOM.COM, Semarang – Ajudan Pj Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Nana Sudjana menarik salah satu wartawan saat tengah melakukan wawancara. Wartawan tersebut ditarik kakinya hingga jatuh terjengkang dari anak tangga.
Insiden itu terjadi saat sejumlah wartawan melakukan sesi wawancara doorstop kepada Nana di Hotel Patrajasa Semarang. Awalnya sesi doorstop berjalan lancar sekitar 10 menit. Nana telah menjawab beberapa pertanyaan awak media.
Namun saat salah seorang wartawan media online di Kota Semarang, Wisnu (30) mengajukan pertanyaan terkait kasus perundungan yang terjadi di program studi anestesi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Diponegoro, tiba-tiba kakinya ditarik. Wisnu pun jatuh terjengkang di anak tangga lobby hotel yang lumayan tinggi.
“Saya lagi nanya biasa, terus tiba-tiba kaki kiri saya ditarik, saya sampai jatuh terjengkang karena posisinya lagi berdiri di tangga,” kata Wisnu kepada awak media di Kantor Gubernur Jateng, Kamis (26/9/2024).
Wisnu mengatakan, akibat ditarik kakinya oleh salah satu ajudan Nana itu, kaki kiri dan bahu kirinya terasa sakit. Sementara, Wisnu belum bisa berjalan dengan normal karena kakinya masih terpasang pen.
“Sakit banget di kaki dan bahu, soalnya ada pen-nya. Ini juga jalannya masih pincang,” terang Wisnu.
Usai peristiwa tersebut, Wisnu langsung melayangkan protes lantaran ditarik kakinya di sela doorstop. Padahal, pertanyaan terkait PPDS Undip belum mendapat jawaban dari Nana.
Nana pun sempat meminta maaf kepada Wisnu usai melihat peristiwa tersebut terjadi di depan matanya. Ia menepuk bahu Wisnu dan bersalaman sebelum akhirnya memasuki mobil.
“Kami minta maaf,” kata Nana singkat.
Sekda Pemprov Jateng Bela Ajudan
Sementara itu, sebuah pernyataan mengejutkan disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Sumarno terkait aksi tercela yang dilakukan ajudan Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana, menarik seorang wartawan hingga terjatuh.
Dalam pernyataannya, Sumarno justru membela sang ajudan yang bertindak tercela dan tidak terpuji, menghalangi tugas wartawan saat meliput.
“Kemarin kita klarifikasi, tugas ajudan memang mengamankan yang diajudani, apakah tindakannya itu sengaja dan menyebabkan seperti itu (tidak tahu),” terangnya.
Dijelaskan, tugas seorang ajudan adalah mengamankan pejabat dan tidak ada maksud menyakiti wartawan.
Karenanya, dirinya mewakili Pemprov Jateng meminta maaf jika kejadian ajudan menarik wartawan hingga jatuh membuat banyak pihak tidak berkenan.
“Tentu saja itu semua kalau tidak berkenan kami dari Pemprov Jateng juga mohon maaf, tapi saya yakin tidak ada niat untuk menyakiti orang lain dan sebagainya,” ungkap dia.
Menurut Sumarno, ajudan, pengawal pribadi (walpri), dan pasukan pengamanan presiden (Paspampres) memang memiliki tugas menjaga keamanan pejabat.
Oleh karenanya, dirinya meminta semua pihak untuk memahami tugas pengamanan tersebut. “Mungkin temen-temen semua, yang namanya ajudan, walpri, paspampres tugasnya sepert apa itu yang harus dipahami juga, mengamankan pimpinan yang mereka kawal,” tandas Sumarno.
Sumber: detik.com/jatengnetwork.com
Editor: Agung