Siswa TK di Virginia Belajar Berdemokrasi Lewat Pemilu “Paw Patrol”

Siswa prasekolah meneliti hasil pemilihan karakter terpopuler PAW Patrol di Pusat Pengembangan Anak ACCA, 19 September 2024, Annandale, AS. (John McDonnell/AP)

J5NEWSROOM.COM, Ketika pemilih di Virginia memberikan suara lebih awal untuk Pemilihan Presiden 2024, pemungutan suara yang berbeda berlangsung di sebuah kelas taman kanak-kanak yang cerah. Anak-anak sedang menentukan anjing animasi mana yang merupakan karakter terbaik dalam kartun “PAW Patrol.” Dua finalis dalam pemilihan ini adalah Chase, seekor anjing gembala Jerman yang mengenakan seragam polisi, dan Skye, anjing dengan “pup pack” merah muda yang populer di kalangan anak perempuan.

Anak-anak memberikan suara dengan mencoretkan nama mereka menggunakan krayon di bawah gambar kedua karakter. Suasana semakin tegang saat jumlah suara imbang, dengan masing-masing karakter mendapatkan lima suara.

Walaupun anak-anak ini masih bertahun-tahun sebelum dapat memberikan suara dalam pemilihan umum yang sesungguhnya, Pusat Pengembangan Anak ACCA adalah salah satu sekolah yang mulai mengajarkan pendidikan kewarganegaraan sejak dini. Tujuannya adalah untuk mendorong pembentukan warga negara yang baik dan memperkuat demokrasi.

Pada usia ini, anak-anak tidak belajar tentang tiga cabang pemerintahan atau proses pembuatan undang-undang. Sebaliknya, para guru fokus pada cara menyelesaikan masalah dengan teman, mengelola emosi, dan mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Menurut para guru, pelajaran-pelajaran ini sulit diajarkan oleh para politisi dewasa, terutama selama musim kampanye yang sering kali penuh kritik.

Mary Folks, seorang guru di sekolah tersebut, mengatakan bahwa mereka berusaha mempersiapkan siswa untuk menjadi pemecah masalah yang lebih baik secara sosial dan emosional. “Begitu mereka menguasai hal ini, saya merasa apa yang mereka capai akan memberikan dampak positif bagi dunia,” ujarnya.

Dan Gartrell, seorang pakar pendidikan usia dini, menekankan pentingnya “demokrasi sosial” sebagai pelajaran kewarganegaraan bagi siswa taman kanak-kanak. Bukunya, “Education for a Civil Society,” digunakan oleh ACCA dan banyak sekolah taman kanak-kanak lainnya.

Rachel Robertson, kepala staf akademik untuk Bright Horizons, menyatakan bahwa melibatkan anak-anak dengan cara yang membuat mereka merasa suaranya penting adalah dasar yang krusial dalam pendidikan demokrasi.

Di ACCA, seperti banyak prasekolah lainnya, anak-anak diberi otonomi. Mereka memiliki waktu untuk bermain bebas dan dapat memilih aktivitas serta makanan mereka. Misalnya, kelas baru saja mempelajari pasir setelah kunjungan ke pantai, dan siswa dapat mencicipi apel serta memilih jenis apel yang akan dipesan oleh sekolah.

Semua ini bertujuan untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa pendapat mereka sangat berharga. Banyak dari siswa taman kanak-kanak ini merupakan generasi pertama dalam keluarga mereka yang lahir di Amerika. María-Isabel Ballivian, Direktur Eksekutif ACCA, berusaha mengingatkan mereka bahwa mereka adalah orang Amerika meskipun keluarga mereka tidak berbicara bahasa Inggris dan baru saja tiba dari negara lain. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan acara besar pada perayaan Empat Juli.

“Suara Anda penting, tidak peduli usia, warna kulit, atau aksen Anda. Menyuarakan pendapat dan berusaha mencapainya adalah sesuatu yang dapat dilakukan semua orang. Memberi anak-anak kesempatan untuk mempraktikkannya dalam lingkungan yang aman dapat menghasilkan hasil luar biasa di masa depan,” jelas María.

Brenna Diamantes, guru lainnya di sekolah tersebut, menambahkan bahwa banyak politisi dapat belajar dari anak-anak tentang bagaimana mengatasi kekecewaan dan peduli terhadap orang lain. “Kami selalu mengatakan bahwa tidak apa-apa merasa marah atau ingin menangis. Namun, yang paling penting adalah bagaimana kita bertindak setelah itu dan menghormati orang lain saat merasa emosi,” tuturnya.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah