Obituari Farid Ridwan Iskandar: Selamat Jalan Wartawan Rendah Hati..

Almarhum wartawan senior Farid Ridwan Iskandar. (Foto: C&R)

Catatan Ilham Bintang

KANG Farid, begitu kami menyapa wartawan senior Farid Ridwan Iskandar (FRI), yang kini telah tiada. Ia adalah sosok jurnalis profesional, tekun, sabar mendidik, dan mengayomi wartawan bawahannya. Sikap ini tampaknya adalah buah dari pendidikan yang ia tempuh hingga menjadi sarjana di IKIP Bandung.

Kang Farid adalah salah satu tulang punggung Tabloid C&R. Ia memahami betul kebijakan pemberitaan media infotainment yang di masanya merupakan yang terbesar di Tanah Air. Kami sering berdiskusi intens setelah mantan wartawan Majalah Tempo itu menjabat sebagai Redaktur Pelaksana Tabloid C&R.

Jabatan terakhir almarhum sebelum Tabloid C&R tutup pada tahun 2019 adalah Wakil Pemimpin Redaksi. Setelah Tabloid C&R tutup, Kang Farid kembali ke Bandung. Selama bekerja di C&R, ia memilih menetap di Jakarta dan hanya sesekali pulang ke Bandung untuk berkumpul dengan keluarga, atau keluarganya yang mengunjunginya di Ibu Kota.

Boleh dikatakan, Kang Farid adalah pelaksana pemimpin redaksi sehari-hari karena kesibukan saya yang sering bepergian ke luar kota maupun ke luar negeri. Meski demikian, saat saya berada di luar Jakarta, kami tetap berkomunikasi intens. Dengan komunikasi via ponsel atau kontak WhatsApp (WA), cover story maupun banner (judul sampul) tabloid pada waktu tenggat, diputuskan bersama.

Saya merasa aman dan nyaman memberi tanggung jawab kepada Kang Farid. Dia orang yang berilmu, sabar, rendah hati, dan tahu diri: tetap saja dia menyerahkan kepada saya keputusan akhir untuk cover story, bahkan saat saya sedang berada di Tanah Suci sekalipun.

Dia rendah hati, mengaku tidak percaya diri untuk menentukan cover story maupun banner atau judul sampul. Kang Farid yang berinisiatif membukukan reportase jurnalistik dan tulisan komentar saya (baca: tajuk rencana C&R).

Dia telaten mengumpulkan tulisan saya, memilih, mengedit, dan sekaligus memberi pengantar beberapa buku kumpulan reportase jurnalistik tersebut.

Dengan hubungan kami yang dekat, lebih sebagai sahabat, jelas saya merasa sangat kehilangan ketika Jumat (11/10/2024) pukul 11 malam mendapat kabar duka bahwa Kang Farid meninggal dunia sejam sebelumnya di RS Advent, Bandung.

Almarhum sempat dirawat sejak Selasa (8/10/2024) malam di rumah sakit tersebut. “Ayah mendapat serangan jantung dua kali, Selasa malam dan Jumat malam,” kata Gemma Pratama, salah satu putra kembarnya, melalui telepon Sabtu (12/10/2024) siang.

Saya sedih dan menyesal lantaran kurang sehat sehingga tidak bisa melayat dan mengantarkan almarhum ke pemakamannya di TPU Sirnaraga, Bandung, Sabtu pagi.

Sebenarnya, Rabu (9/10) petang, saya sudah mendapat informasi mengenai kondisi kesehatannya, namun siapa yang menyangka ia pergi secepat itu. Pemred Ceknricek.com adalah orang pertama yang mengabarkan bahwa Kang Farid mendapat serangan jantung. Tidak lama setelah itu, Arif menyusulkan informasi yang melegakan tentang kondisi Kang Farid yang sudah membaik, sudah sadar, dan dalam penanganan medis di ruang ICU. Alhamdulillah.

Namun, Jumat (11/10/2024) sekitar pukul 11 malam, masuklah informasi dari berbagai kawan di WA bahwa Kang Farid telah tiada. Kang Farid wafat pada usia 65 tahun (kelahiran Februari 1959), meninggalkan istri, empat anak, dan empat cucu.

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Allah SWT telah menetapkan kehendak-Nya, dan kita sebagai hamba meyakini itulah yang terbaik. Insya Allah, Kang Farid, Husnul Khatimah. Diberikan tempat yang lapang, nyaman, dan indah di sisi Allah SWT.

Sedangkan keluarga yang ditinggalkan, istri, anak, menantu, dan cucu-cucunya yang berduka, diberi kekuatan, kesabaran, dan keikhlasan untuk melepas kepergian almarhum.

Selamat jalan, Kang.*

Penulis adalah wartawan senior Indonesia