Pasukan Penjaga Perdamaian PBB ‘Tetap Berada di Semua Posisi’ di Lebanon

Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) berpatroli di wilayah Marjayoun di selatan Lebanon pada 12 Oktober 2024. (Foto: AFP)

J5NEWSROOM.COM, Pasukan penjaga perdamaian PBB akan tetap berada di semua posisinya di Lebanon meskipun Israel meminta mereka untuk berpindah, di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah, serta sejumlah pasukan berhelm biru yang mengalami cedera, menurut kepala pasukan penjaga perdamaian PBB pada hari Senin (14/10).

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada hari yang sama kembali meminta pasukan penjaga perdamaian di Lebanon selatan untuk meninggalkan area tertentu dekat perbatasan Israel dengan Lebanon. Ia juga menekankan bahwa “tidak benar sama sekali” bahwa pasukan Israel menargetkan UNIFIL.

Israel menghadapi kritik tajam terkait cedera dan kerusakan yang dialami oleh pasukan penjaga perdamaian PBB, yang telah berada di Lebanon sejak serangan darat pertama dari empat operasi utama Israel terhadap negara tersebut pada tahun 1978.

“Keputusan telah diambil bahwa UNIFIL akan tetap di semua posisinya meskipun ada permintaan dari Pasukan Pertahanan Israel untuk mengosongkan lokasi di sekitar Garis Biru,” kata kepala pasukan penjaga perdamaian PBB, Jean-Pierre Lacroix.

“Saya ingin menegaskan bahwa keputusan ini tetap berlaku,” tambahnya, seraya menyebutkan bahwa rencana tersebut telah dikonfirmasi sebelumnya oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Lima pasukan penjaga perdamaian terluka dalam serangkaian insiden pekan lalu, dengan insiden terbaru menunjukkan pasukan PBB menuduh Israel menerobos gerbang dan memasuki salah satu markas mereka.

Militer Israel menyatakan bahwa sebuah tank “mundur beberapa meter ke pos UNIFIL” saat berada “di bawah tembakan” dan berusaha mengevakuasi tentara yang terluka.

Dewan Keamanan PBB, untuk pertama kalinya, secara bulat menyuarakan “kekhawatiran yang kuat” pada hari Senin, setelah serangkaian insiden tersebut.

“Dengan latar belakang pertempuran yang sedang berlangsung di sepanjang Garis Biru, anggota Dewan Keamanan menyatakan kekhawatiran mereka yang mendalam setelah beberapa posisi UNIFIL diserang dalam beberapa hari terakhir,” ujar presiden bergilir dewan tersebut, duta besar Swiss untuk PBB, Pascale Baeriswyl.

“Beberapa pasukan penjaga perdamaian telah terluka,” tambahnya.

Dalam pernyataannya, yang tidak secara khusus menyebutkan Israel, ke-15 anggota dewan “mendesak semua pihak untuk menghormati keselamatan dan keamanan personel serta posisi UNIFIL,” dan mengingatkan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB serta pos-pos mereka tidak boleh menjadi sasaran serangan.

Intervensi dewan ini mengikuti dua pertemuan tertutup mengenai situasi yang memburuk di Lebanon. Berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan 1701, hanya sekitar 9.500 pasukan UNIFIL dan tentara Lebanon yang diperbolehkan berada di Lebanon selatan.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah