J5NEWSROOM.COM, Pada Senin (4/11), pekerja pabrik yang tergabung dalam serikat pekerja di Boeing melakukan pemungutan suara untuk memutuskan apakah mereka akan menerima tawaran kontrak yang diajukan perusahaan atau melanjutkan aksi mogok yang telah berlangsung selama tujuh minggu. Pemogokan tersebut telah menghentikan produksi sebagian besar pesawat penumpang Boeing.
Pemungutan suara ini, yang berlangsung menjelang pemilu Amerika, akan menentukan apakah produsen dan kontraktor besar pemerintah AS tersebut bisa memulai kembali produksi pesawat. Jika anggota Asosiasi Internasional Pekerja Mesin dan Dirgantara (IAM) memilih untuk menolak tawaran kontrak Boeing untuk ketiga kalinya, perusahaan ini akan menghadapi kesulitan finansial yang lebih dalam serta ketidakpastian lebih lanjut.
Dalam kontrak baru yang diajukan, Boeing menawarkan kenaikan gaji sebesar 38% selama empat tahun, ditambah bonus produktivitas dan ratifikasi. IAM Distrik 751, yang mewakili pekerja Boeing di wilayah Pasifik Barat Laut AS, mendukung tawaran ini, yang sedikit lebih besar daripada yang ditolak dalam pemungutan suara dua minggu lalu.
“Kami rasa ini adalah waktu yang tepat bagi anggota kami untuk menyetujui hasil ini dan dengan yakin menyatakan kemenangan,” ujar para pemimpin distrik saat mengumumkan jadwal pemungutan suara pada hari Senin. “Kami percaya bahwa meminta para anggota untuk melanjutkan mogok lebih lama lagi bukanlah langkah yang bijak, karena kami sudah mencapai banyak kemajuan.”
Petinggi serikat pekerja mengungkapkan bahwa mereka merasa telah meraih semua yang bisa mereka dapatkan melalui perundingan dan pemogokan, dan jika tawaran ini ditolak, kemungkinan besar tawaran dari Boeing di masa depan akan lebih buruk. Mereka berharap dapat mengumumkan hasil pemungutan suara tersebut pada malam Senin.
Boeing menyatakan bahwa rata-rata gaji tahunan pekerja mesin saat ini adalah $75.608 dan akan meningkat menjadi $119.309 dalam empat tahun berdasarkan tawaran kontrak yang diajukan.
Isu pensiun menjadi salah satu hal utama yang mendorong penolakan terhadap tawaran sebelumnya pada bulan September dan Oktober. Meskipun demikian, Boeing dalam tawaran terbarunya tidak memenuhi tuntutan pekerja untuk mengembalikan program pensiun yang telah dibekukan hampir sepuluh tahun lalu.
Jika kontrak yang diajukan sekarang diterima, para pekerja mesin di Boeing akan kembali bekerja pada 12 November, menurut IAM.
Pemogokan dimulai pada 13 September setelah 94,6% suara menolak tawaran Boeing untuk memberikan kenaikan gaji 25% selama empat tahun—jumlah yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan tuntutan awal serikat pekerja, yaitu kenaikan 40% dalam tiga tahun.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah