Gunung Lewotobi Kembali Meletus, BNPB Pertimbangkan Perluas Zona Bahaya Erupsi

Gunung Lewotobi Laki Laki memuntahkan material vulkanik saat meletus, di Flores Timur, 9 November 2024. (Foto: AP)

J5NEWSROOM.COM, Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali erupsi pada Sabtu (9/11), dengan kolom abu tebal berwarna kelabu yang membubung hingga enam kilometer dari puncaknya. Status gunung ini berada pada Level IV (Awas). Sebelumnya, pada Jumat (8/11), gunung tersebut juga mengalami erupsi dengan kolom abu mencapai 10 kilometer, yang merupakan ketinggian tertinggi yang pernah tercatat oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Kepala Pusat PVMBG, Hadi Wijaya, menyebutkan erupsi ini disertai abu vulkanik yang mengandung pasir pekat yang bahkan terasa di area pengungsian sejauh delapan kilometer.

Akibat potensi awan panas yang menyebar, Hadi mengimbau warga untuk benar-benar mematuhi larangan memasuki radius tujuh kilometer dari puncak gunung, dengan kemungkinan perluasan zona bahaya hingga sembilan kilometer di arah barat daya dan barat laut. Gunung Lewotobi merupakan gunung berapi kembar dengan dua puncak: Lewotobi Laki-Laki (1.584 mdpl) dan Lewotobi Perempuan (1.703 mdpl). Sebelum erupsi ini, erupsi terakhir Gunung Lewotobi Laki-Laki terjadi pada Oktober 2002.

Perluasan Zona Bahaya dan Dampak Erupsi

BNPB menyatakan bahwa erupsi pada Jumat belum berdampak langsung pada pengungsian terdekat di Desa Konga, yang berjarak 10 kilometer dari puncak. Namun, jalur antara Larantuka (Flores Timur) dan Maumere (Sikka) telah ditutup. Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa penentuan zona bahaya akan terus dievaluasi berdasarkan perkembangan aktivitas gunung.

Peningkatan Aktivitas Gunung Iya di Ende

Sementara itu, Gunung Iya di Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, juga mengalami peningkatan aktivitas vulkanik dan kini berstatus Siaga (Level III). Rekaman data dari PVMBG mencatat berbagai gempa vulkanik dan tektonik, termasuk tremor harmonik dan non-harmonik, serta gempa tornillo dan low frequency. Peningkatan status Gunung Iya ini menandakan potensi ancaman dan perlunya kewaspadaan tambahan bagi masyarakat di sekitarnya.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah