J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Pemerintah Indonesia berupaya menarik investor untuk membangun pembangkit energi terbarukan dengan kapasitas total 75 gigawatt (GW) dalam 15 tahun mendatang. Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden, menyampaikan rencana ini pada KTT Iklim PBB 2024 di Baku, Azerbaijan, sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap Perjanjian Paris untuk mengurangi emisi karbon.
Indonesia menargetkan mencapai net zero emission pada 2060, termasuk dengan beralih dari pembangkit listrik tenaga batu bara ke energi terbarukan seperti tenaga surya, hidro, panas bumi, dan nuklir. Meski Indonesia belum memiliki pembangkit nuklir karena isu keamanan terkait kerawanan gempa, sektor ini tetap dipertimbangkan dalam rencana jangka panjang. Saat ini, kapasitas daya terpasang Indonesia mencapai lebih dari 90 GW, dengan sekitar 50 persen masih bergantung pada batu bara, sementara energi terbarukan hanya mencakup kurang dari 15 persen.
Selain pengembangan energi terbarukan, Hashim juga mengumumkan proyek pengimbangan karbon untuk mengurangi ratusan juta metrik ton emisi karbon dari atmosfer, meskipun detailnya belum dijelaskan. Presiden Prabowo juga memprakarsai proyek reboisasi untuk memulihkan 12,7 juta hektare hutan terdegradasi. Proyek ini akan melibatkan pendanaan internasional, dengan ketertarikan awal dari Bezos Earth Fund, proyek pendanaan hijau senilai $10 miliar milik Jeff Bezos.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah