J5NEWSROOM.COM, Menurut laporan terbaru dari Bain & Company, penjualan barang mewah global diperkirakan turun dua persen pada tahun 2024, menjadikannya salah satu tahun terlemah bagi sektor ini. Ini adalah penurunan pertama sejak krisis finansial global 2008-2009, dengan pengecualian masa pandemi. Penyusutan ini terutama terlihat di China, di mana penjualan barang mewah diperkirakan turun 20-22 persen, setelah sebelumnya mengalami lonjakan besar berkat pertumbuhan kelas menengah dan orang kaya.
Salah satu faktor yang berkontribusi pada penurunan ini adalah strategi merek yang menaikkan harga produk mereka, bersamaan dengan menurunnya kepercayaan konsumen akibat perang, tantangan ekonomi di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), dan ketidakpastian dari pemilihan umum di berbagai negara. Hal ini terutama berdampak pada konsumen muda yang semakin enggan untuk berbelanja barang mewah. Bain menyebut bahwa jumlah konsumen barang mewah global telah berkurang sekitar 50 juta selama dua tahun terakhir, dari total sekitar 400 juta.
Penurunan sektor ini juga dirasakan di pasar saham, dengan saham perusahaan besar seperti LVMH dan Kering terkena dampak. Namun, Bain memperkirakan bahwa penjualan barang mewah di Eropa dan Amerika akan mendukung pertumbuhan pasar di tahun mendatang, sementara China mungkin baru pulih pada paruh kedua tahun 2025. Secara keseluruhan, Bain memproyeksikan pertumbuhan antara nol hingga empat persen pada tahun 2025.
Sementara itu, segmen pengeluaran untuk pengalaman mewah seperti hotel dan makan mewah justru diperkirakan akan meningkat tahun ini, menunjukkan adanya pergeseran preferensi di kalangan konsumen mewah.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah