J5NEWSROOM.COM, Anggota parlemen Rusia, Maria Butina, memperingatkan pada Senin (18/11) bahwa pemerintahan Presiden Joe Biden berisiko memicu Perang Dunia III jika Ukraina diizinkan menggunakan senjata buatan Amerika Serikat untuk menyerang wilayah pedalaman Rusia.
“Orang-orang ini, pemerintahan Biden, sedang berusaha meningkatkan eskalasi situasi selama mereka masih berkuasa,” ujar Butina kepada Reuters.
Butina, anggota parlemen dari Partai Rusia Bersatu, berharap Presiden terpilih Donald Trump akan mengubah keputusan tersebut jika telah dibuat. “Mereka benar-benar memicu dimulainya Perang Dunia III yang tidak menguntungkan siapa pun,” tukasnya.
Menurut laporan Reuters, mengutip dua pejabat Amerika dan sumber yang mengetahui keputusan tersebut, pemerintahan Biden telah memberikan izin kepada Ukraina untuk menyerang wilayah pedalaman Rusia dengan senjata buatan Amerika.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menyatakan bahwa persetujuan Barat atas langkah ini menunjukkan “keterlibatan langsung negara-negara NATO” dalam perang di Ukraina. Pada akhir Oktober, ia menyebut Kementerian Pertahanan Rusia tengah mempersiapkan respons jika serangan tersebut terjadi.
Kim Jong Un Tuduh Barat Manfaatkan Ukraina sebagai ‘Pasukan Kejut’
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, menuduh Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan militer Ukraina sebagai “pasukan kejut” untuk melawan Rusia. Media pemerintah Korea Utara pada Senin (18/11) melaporkan Kim memperingatkan bahwa langkah ini dapat memicu konflik global.
Washington dan Seoul menuding Korea Utara telah mengerahkan lebih dari 10.000 tentara untuk mendukung Rusia. Namun, Korea Utara membantah tuduhan ini.
“Bantuan militer berkelanjutan Washington ke Ukraina… menimbulkan kekhawatiran akan pecahnya Perang Dunia III,” kata Kim, seraya berjanji untuk terus memperkuat pertahanan nuklir negaranya.
China Tegaskan Pentingnya Perdamaian di Ukraina
China pada Senin (18/11) kembali menyerukan solusi damai untuk perang di Ukraina.
“Gencatan senjata yang cepat dan solusi politik akan menguntungkan semua pihak,” kata Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
China memposisikan diri sebagai pihak netral dalam konflik tersebut, meskipun negara-negara NATO menuding Beijing sebagai “pendukung utama” Rusia. Beijing tidak mengakui tuduhan ini dan menyatakan akan terus berperan dalam mendorong penyelesaian politik secara damai.
“Hal yang paling penting saat ini adalah mendinginkan situasi yang panas sesegera mungkin,” tambah Lin.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah