Pilkada Jawa Tengah: Dua Lembaga Survei Rilis Hasil Bertolak Belakang

Hasil survei Pilgub Jawa Tengah oleh Indikator Politik, Paslon Koalisi Indonesia Maju unggul tipis Minggu (17/11). (Sumber : Indikator Politik TV)

J5NEWSROOM.COM, Lembaga survei Indikator Politik, pada Minggu (17/11), mengumumkan hasil survei terbaru mengenai elektabilitas pasangan calon (paslon) di Pilgub Jateng 2024. Hasil survei menunjukkan paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) unggul tipis dibandingkan paslon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Hendi) yang diusung oleh PDI Perjuangan.

Burhanuddin Muhtadi, peneliti utama Indikator Politik Indonesia, menyatakan bahwa tidak dapat dipastikan siapa yang lebih unggul. Menurut Burhanuddin, Luthfi-Taj Yasin memperoleh suara sebesar 47,19 persen, sementara Andika-Hendi mendapat 43,46 persen. Responden yang belum memberikan jawaban atau belum memutuskan pilihan mereka mencapai 9,35 persen.

“Karena selisih keduanya berada dalam margin of error, kami tidak dapat menarik kesimpulan tegas yang menyatakan bahwa Pak Luthfi unggul. Secara statistik, keduanya imbang,” kata Burhanuddin pada Minggu (17/11).

Survei dilakukan oleh Indikator pada periode 7 hingga 12 November 2024 dengan jumlah responden sekitar 3.500 orang yang memiliki hak pilih.

Pada hari Sabtu, (16/11/2024), SMRC (Saiful Mujani Research and Consulting) juga merilis hasil survei untuk periode yang sama, 7-12 November. Survei ini menunjukkan bahwa elektabilitas Andika-Hendi unggul tipis sebesar 50,4 persen dibandingkan dengan Luthfi-Yasin yang memperoleh 47 persen. Sekitar 2,6 persen responden tidak memberikan jawaban.

Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, menjelaskan bahwa selisih tipis ini tidak cukup untuk menyatakan siapa yang lebih unggul.

“Perbedaan elektabilitas Andika-Hendi dan Luthfi-Taj Yasin adalah 3,4 persen. Selisih ini tidak signifikan secara statistik karena lebih kecil dari dua kali margin of error, yang sebesar 2,9 persen. Untuk menganggap perbedaan dukungan signifikan, dibutuhkan selisih lebih dari 5,8 persen. Oleh karena itu, dukungan kepada kedua pasangan dapat dianggap seimbang untuk saat ini,” jelas Deni.

Survei SMRC melibatkan sampel yang lebih kecil, sekitar 1.210 responden. Kedua lembaga survei menggunakan metodologi yang sama, yaitu multistage random sampling, yang dilakukan di 35 kabupaten atau kota di Jawa Tengah.

Deni dari SMRC juga menyatakan bahwa masih ada 30-40 persen pemilih yang belum memutuskan pilihannya di Pilgub Jawa Tengah. “Sekitar 29-35 persen pemilih belum menentukan pilihan mereka, yang memberikan ruang besar bagi perubahan elektabilitas. Sosialisasi kepada pemilih akan sangat menentukan,” jelas Deni. Sementara itu, Burhanuddin dari Indikator Politik mengatakan bahwa jumlah pemilih yang belum memutuskan masih cukup signifikan.

“Apapun bisa terjadi pada tanggal 27 November nanti. 9,35 persen responden belum menentukan pilihan dan ada sekitar 29,5 persen yang mungkin mengubah pilihannya. Ini sangat besar dan bisa mengubah peta Pilkada Jawa Tengah,” ujar Burhanuddin.

Sebelumnya, Parameter Politik Indonesia (PPI) juga melakukan survei terkait Pilgub Jateng. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada paslon yang memperoleh suara lebih dari 50%.

Direktur PPI, Adi Prayitno, kepada media menyatakan bahwa peluang semua paslon relatif seimbang, mengingat mayoritas kandidat adalah tokoh baru.

“Jateng ini memang wilayah PDI-P, tetapi popularitas dan elektabilitas tiga kader PDI-P menurut survei kami tergolong rendah. Saya kira pertarungan di Jateng akan lebih merata dibandingkan dengan wilayah lain seperti Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta,” ujar Adi saat merilis hasil surveinya, yang dikutip oleh banyak media.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah