J5NEWSROOM.COM, Makassar – Universitas Islam Makassar (UIM) mengukir sejarah dengan menggelar pembukaan Mata Kuliah Ko-Kurikuler (Ko-Kur) Pencak Silat Pagar Nusa pada Ahad, 24 November 2024. Acara yang berlangsung di Auditorium Muhyiddin Zain ini dihadiri oleh sekitar 1.000 mahasiswa, mencerminkan antusiasme luar biasa terhadap program yang telah menjadi bagian dari kurikulum UIM sejak 2017.
Acara ini semakin istimewa dengan kehadiran sejumlah tokoh penting, seperti Rektor Universitas Islam Makassar Prof. Dr. H. Muammar Bakry, Lc., MA., perwakilan dari PWNU Sulawesi Selatan, PW Pagar Nusa Sulawesi Selatan, serta para pengurus PC Pagar Nusa se-Sulawesi Selatan. Kehadiran mereka menegaskan dukungan penuh terhadap langkah strategis ini, yang mengintegrasikan seni bela diri pencak silat ke dalam sistem pendidikan formal.
Ini juga menjadi momen bersejarah karena untuk pertama kalinya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen, hadir langsung untuk membuka secara resmi mata kuliah Ko-Kurikuler ini. Dalam sambutannya, Gus Nabil menegaskan pentingnya program ini sebagai upaya strategis untuk melestarikan warisan budaya bangsa, membangun karakter mahasiswa, dan memperkuat sinergi antara tradisi, agama, dan pendidikan formal.
UIM: Pelopor Pendidikan Berbasis Budaya
Sebagai satu-satunya kampus NU di Indonesia yang menjadikan Pencak Silat Pagar Nusa sebagai mata kuliah Ko-Kurikuler, UIM telah menunjukkan komitmennya dalam mengintegrasikan seni bela diri tradisional ke dalam sistem pendidikan formal. Program ini, yang bernilai 1 SKS, tidak hanya berfokus pada keterampilan fisik tetapi juga menanamkan nilai-nilai spiritual, kedisiplinan, dan cinta tanah air kepada mahasiswa.
Dalam sambutannya, Gus Nabil menyampaikan apresiasinya kepada UIM atas keberanian dan visinya dalam menjadikan pencak silat sebagai bagian dari pendidikan karakter bangsa. “Pencak silat bukan sekadar gerakan, tetapi refleksi dari nilai-nilai keberanian, kehormatan, dan keteguhan. Dengan menjadikannya sebagai bagian dari kurikulum, UIM telah membangun jembatan antara tradisi dan masa depan,” ujarnya.
Partisipasi sekitar 1.000 mahasiswa dalam pembukaan ini menunjukkan semangat generasi muda untuk mendalami seni bela diri yang menjadi warisan budaya Indonesia. Melalui mata kuliah ini, mahasiswa tidak hanya akan belajar teknik-teknik pencak silat tetapi juga memahami filosofi mendalam yang terkandung di dalamnya, seperti keberanian, solidaritas, dan kejujuran.
“Mahasiswa yang mengikuti program ini adalah harapan masa depan bangsa. Mereka tidak hanya akan menjadi pendekar yang tangguh secara fisik, tetapi juga pemimpin yang memiliki integritas dan cinta terhadap nilai-nilai kebangsaan,” tambah Gus Nabil.
Sinergi Pagar Nusa dan Pendidikan
Kerja sama antara Pagar Nusa dan UIM adalah bentuk sinergi yang strategis. Sebagai organisasi beladiri di bawah naungan Nahdlatul Ulama, Pagar Nusa memiliki misi besar untuk melestarikan budaya sekaligus membangun generasi muda yang tangguh. Kehadiran PWNU Sulawesi Selatan dan PW serta PC Pagar Nusa se-Sulawesi Selatan juga menunjukkan dukungan penuh terhadap program ini sebagai bagian dari penguatan pendidikan dan tradisi di kawasan tersebut.
Dengan program ini, UIM membuktikan bahwa pendidikan berbasis budaya tidak hanya melestarikan tradisi tetapi juga membangun generasi yang siap menghadapi tantangan global. Gus Nabil berharap langkah yang dilakukan UIM ini dapat menjadi inspirasi bagi kampus-kampus lain di Indonesia untuk mengikuti jejak serupa.
“Di tengah derasnya arus globalisasi, kita membutuhkan generasi muda yang tidak hanya cerdas tetapi juga memiliki akar yang kuat dalam nilai-nilai budaya dan spiritual bangsa. Program Ko-Kurikuler ini adalah salah satu jawaban atas tantangan tersebut,” tegasnya.
Pembukaan mata kuliah Ko-Kurikuler Pencak Silat Pagar Nusa di UIM ini menjadi langkah besar dalam memperkuat identitas budaya bangsa melalui pendidikan formal. Dengan antusiasme yang tinggi dari mahasiswa, atraksi luar biasa dari pendekar cilik dan atlet Kejurnas V Pagar Nusa, serta dukungan penuh dari berbagai pihak, program ini diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi generasi muda.
Melalui sinergi antara tradisi, pendidikan, dan karakter, UIM bersama Pagar Nusa tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga membangun masa depan bangsa yang lebih kuat dan berintegritas.
Dalam acara tersebut, ditampilkan pula atraksi pencak silat dari pendekar cilik yang memukau hadirin dengan gerakan-gerakan yang penuh energi dan keterampilan. Selain itu, para atlet yang akan berlaga di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) V Pagar Nusa turut menunjukkan kemampuannya melalui pertunjukan yang menggambarkan semangat juang dan dedikasi tinggi terhadap seni bela diri. Pertunjukan ini menjadi bukti bahwa Pagar Nusa tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga melahirkan generasi muda yang siap berkompetisi di tingkat nasional.
Editor: Agung