Pejabat Keamanan AS: Gencatan Senjata Israel-Hamas Kini ‘Lebih Mungkin Tercapai’

Warga Palestina duduk di tengah reruntuhan sebuah rumah yang hancur akibat serangan Israel di Nuseirat, di bagian tengah Jalur Gaza, pada 1 Desember 2024. (Foto: Reuters/Ramadan Abed)

J5NEWSROOM.COM, Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional AS, menyebut gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah di Lebanon sebagai langkah signifikan yang membuka peluang untuk mengakhiri konflik selama 14 bulan antara Israel dan Hamas di Gaza. Upaya ini mencakup pembebasan sekitar 100 sandera yang masih ditawan Hamas, meski belum ada kesepakatan yang tercapai.

Sandera dan Serangan

Video yang dirilis Hamas menunjukkan seorang sandera, Edan Alexander, menyalahkan Perdana Menteri Israel atas serangan Hamas pada Oktober 2023. Serangan tersebut menewaskan sekitar 1.200 orang Israel, dengan 250 lainnya disandera. Sepertiga dari para sandera ini diyakini telah tewas.

Dampak Konflik

Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 44.000 warga Palestina, termasuk banyak wanita dan anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Israel mengklaim telah menewaskan 17.000 militan, meskipun tidak menyertakan bukti spesifik.

Peran Diplomasi Internasional

Amerika Serikat, Prancis, dan sekutu lainnya bekerja sama dengan Angkatan Bersenjata Lebanon untuk memastikan gencatan senjata dengan Hizbullah tetap efektif. Sullivan berharap langkah ini dapat mendorong penyelesaian damai di Gaza.

Penyelesaian konflik ini sangat kompleks, melibatkan diplomasi tingkat tinggi dan negosiasi sulit terkait pengembalian sandera serta pembentukan gencatan senjata yang tahan lama.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah