J5NEWSROOM.COM, Penjualan mobil baru di Jerman pada November mengalami penurunan, dipengaruhi oleh anjloknya permintaan kendaraan listrik (EV). Menurut data otoritas transportasi federal Jerman (KBA), sebanyak 244.544 kendaraan terdaftar bulan lalu, turun 0,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini menandai lanjutan tren lesunya pasar otomotif, meskipun sempat mencatat kenaikan pada Oktober.
Penurunan signifikan terjadi pada kendaraan listrik bertenaga baterai yang turun hampir 22 persen dibandingkan tahun lalu. EV kini hanya menyumbang 14 persen dari total penjualan, jauh lebih rendah dari rata-rata pada 2023. Analis menyebut bahwa hilangnya subsidi pemerintah pada akhir 2023 menjadi penyebab utama melambatnya permintaan. Constantin Gall dari konsultan EY menilai hilangnya subsidi “merampas semua momentum pasar,” meski berbagai model baru dengan harga kompetitif telah dirilis.
Penurunan ini tidak hanya terjadi di Jerman tetapi juga mencerminkan tren di Eropa, di mana transisi ke kendaraan listrik berjalan lebih lambat dari yang diharapkan. Beberapa faktor yang membuat konsumen ragu untuk beralih ke EV adalah harga yang masih relatif tinggi, infrastruktur pengisian daya yang tidak merata, biaya pengisian yang kadang mahal, dan jarak tempuh yang belum optimal.
Meski demikian, Gall memprediksi akan ada peningkatan penjualan EV menjelang penerapan peraturan emisi UE yang lebih ketat pada 2025. Target emisi baru ini memaksa produsen untuk menjual lebih banyak mobil listrik, yang kemungkinan akan diikuti dengan penurunan harga atau penawaran pembiayaan yang lebih menarik.
Di sisi lain, sektor otomotif Jerman menghadapi tantangan besar, seperti lemahnya permintaan di pasar domestik maupun internasional, termasuk di pasar utama seperti Tiongkok. Biaya produksi yang tinggi turut membebani produsen. Volkswagen bahkan mempertimbangkan penutupan pabrik di Jerman sebagai langkah penghematan biaya. Pabrikan lain seperti BMW dan Mercedes-Benz juga melaporkan penurunan laba serta memberikan pandangan pesimistis terhadap prospek pasar di masa depan.
Penurunan ini menegaskan tantangan yang dihadapi dalam transisi energi di sektor otomotif, baik dari sisi konsumen maupun produsen.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah