PBB Khawatir akan Pertempuran di Myanmar yang Semakin Meningkat

Anggota pasukan militer Myanmar tampil dalam parade untuk memperingati Hari Tentara ke-79 di Naypyitaw, Myanmar, pada 27 Maret 2024. (Foto: AP/Aung Shine Oo)

J5NEWSROOM.COM, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan kekhawatirannya atas meningkatnya pertempuran di Myanmar, khususnya di negara bagian Rakhine. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara PBB, Stephane Dujarric, pada Kamis (12/12), di tengah eskalasi konflik antara pasukan keamanan Myanmar dan kelompok-kelompok etnis bersenjata.

Menurut Dujarric, serangan udara yang dilakukan secara tanpa pandang bulu oleh pihak-pihak yang berkonflik telah menyebabkan korban jiwa dan penderitaan yang signifikan di kalangan warga sipil, serta memaksa lebih banyak orang untuk mengungsi. Konflik di wilayah ini semakin intensif sejak Tentara Arakan (AA) melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan pada November tahun lalu, mengakhiri gencatan senjata yang relatif stabil sejak kudeta militer pada 2021.

Pekan ini, Tentara Arakan mengklaim telah menguasai wilayah utama di sepanjang perbatasan dengan Bangladesh. Hal ini meningkatkan tekanan pada junta militer Myanmar, yang kini harus menghadapi perlawanan dari berbagai kelompok bersenjata di seluruh negeri.

Sekjen PBB menyerukan agar semua pihak yang terlibat dalam konflik segera menghentikan kekerasan dan mematuhi kewajiban mereka sesuai hukum internasional untuk melindungi warga sipil. Ia juga meminta agar tindakan yang dapat memicu ketegangan antar komunitas dihindari.

Situasi di Myanmar terus menjadi perhatian internasional, dengan desakan dari berbagai pihak agar konflik diakhiri demi melindungi hak dan keamanan warga sipil.

Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah