J5NEWROOM.COM, Dalam khotbah Natal bertema “untuk kota ini dan dunia”, Paus Fransiskus secara tegas menyebutkan konflik Ukraina dan menyerukan “keberanian untuk membuka pintu negosiasi.”
Berbicara dari balkon Basilika Santo Petrus kepada ribuan orang di alun-alun, Paus mengungkapkan, “Semoga suara senjata di Ukraina yang tengah dilanda perang bisa dihentikan!” Ia juga menyerukan untuk menciptakan “isyarat dialog dan pertemuan guna mencapai perdamaian yang adil dan abadi.”
Paus Fransiskus, yang telah menjabat sejak 2013, sebelumnya mendapat kritik dari pejabat Ukraina ketika ia mengatakan bahwa negara tersebut perlu memiliki keberanian seperti “bendera putih” untuk bernegosiasi dengan Rusia. Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya menegaskan tidak akan ada perundingan tanpa pemulihan perbatasan Ukraina sebelum perang, meskipun belakangan ini ia menunjukkan kesediaan lebih besar untuk berunding, terutama setelah terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS.
Pada awal Desember, Zelenskyy mengusulkan penyelesaian diplomatik dengan “membekukan” garis pertempuran saat ini dan menempatkan pasukan asing di Ukraina. Rusia sendiri meminta Ukraina menghentikan ambisinya untuk bergabung dengan NATO.
Fransiskus, yang berusia 88 tahun, juga menyerukan berakhirnya konflik di tempat-tempat lain seperti Lebanon, Mali, Mozambik, Haiti, Venezuela, dan Nikaragua. Ia juga kembali menyuarakan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas, serta meminta agar sandera Israel yang masih ditahan oleh Hamas dibebaskan. Ia menggambarkan situasi kemanusiaan di Gaza sebagai “sangat serius” dan mendesak agar pintu dialog dan perdamaian dibuka.
Perang Israel-Hamas kembali pecah setelah serangan militan Palestina yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang, mayoritas warga sipil, dan menculik lebih dari 250 orang ke Gaza. Serangan balasan Israel telah menewaskan lebih dari 45.000 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyebabkan kehancuran besar di Gaza.
Fransiskus juga memulai Tahun Suci Gereja Katolik pada Malam Natal, yang berlangsung hingga 6 Januari 2026, sebagai masa perdamaian, pengampunan, dan rekonsiliasi. Pada Rabu (25/12), Paus mengingatkan bahwa Tahun Yubelium ini seharusnya menjadi kesempatan bagi seluruh umat manusia untuk “menjadi peziarah harapan” dan mengakhiri perpecahan serta menghentikan suara senjata.
Paus juga menyerukan solusi bersama untuk merobohkan tembok perbatasan yang membagi Siprus sejak 1974, antara Republik Siprus dan Republik Turki Siprus Utara.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah