J5NEWSROOM.COM, Seoul – Ribuan orang berkumpul di Seoul, Korea Selatan, pada Minggu (5/1), untuk berunjuk rasa mendukung dan menentang penangkapan Presiden Yoon Suk Yeol, yang sedang menghadapi proses pemakzulan. Krisis politik yang melanda Korea Selatan berpotensi mengarah pada konfrontasi berisiko tinggi menjelang berakhirnya masa berlaku surat perintah penangkapan terhadap Yoon pada Senin (6/1).
Unjuk rasa tersebut terjadi di dekat kediaman resmi Presiden Yoon, dengan kelompok yang mendukung penangkapan Yoon mendesak agar penangkapan segera dilakukan, sementara kelompok lain memprotes rencana tersebut. Yoon menjadi presiden pertama di Korea Selatan yang menghadapi kemungkinan penangkapan setelah upayanya mengumumkan darurat militer pada 3 Desember lalu yang gagal, namun memicu kekacauan politik di negara dengan perekonomian terbesar keempat di Asia.
Presiden dari kelompok konservatif ini dimakzulkan oleh parlemen, dan sedang menunggu keputusan pengadilan mengenai masa depannya. Pada Jumat (3/1), upaya penyelidikan terhadap Yoon dihalangi oleh dinas keamanan kepresidenan dan pasukan militer, yang menyebabkan kebuntuan selama enam jam.
Beberapa pengunjuk rasa berkumpul semalaman di pusat kota Seoul meski suhu turun di bawah minus 5 derajat Celcius dan salju tebal menyelimuti ibu kota. Para pendukung protes, seperti Konfederasi Serikat Buruh Korea (KCTU), menyerukan agar Presiden Yoon dihukum karena dianggap melanggar konstitusi.
Sementara itu, di sisi lain, para pendukung Yoon juga menggelar unjuk rasa dengan spanduk bertuliskan “Kami akan berjuang untuk Presiden Yoon Suk Yeol” dan “Hentikan Pencurian”, mengingatkan pada slogan yang dipopulerkan oleh pendukung Donald Trump di AS.
Demonstrasi serupa juga terjadi pada Sabtu (4/1), dengan polisi berusaha membubarkan massa yang mengganggu lalu lintas. Pada saat yang sama, Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi meminta agar dinas keamanan mematuhi surat perintah penangkapan yang telah dikeluarkan, meskipun Kementerian Keuangan menolak berkomentar.
Sumber: voaindonesia.com
Editor: Saibansah