Apple Akan Bangun Pabrik Rp16 Triliun di Batam, iPhone 16 Siap Masuk Indonesia?

Peluncuran Apple iPhone 16 Pro dan iPhone 16 Pro Max di Apple Store The Grove, Los Angeles, California, 20 September 2024.

J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Pada Selasa, 7 Januari, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BKPM, Rosan Roeslani, mengadakan pertemuan dengan Nick Amman, Vice President of Global Policy Apple, di Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Apple menyampaikan komitmen untuk membangun pabrik AirTag di Batam dengan investasi tahap pertama sebesar 1 miliar dolar AS. Rosan menyatakan bahwa investasi ini merupakan langkah awal, dan Apple berencana mengundang lebih banyak vendor untuk meningkatkan nilai investasinya di Indonesia. Targetnya, pabrik ini akan selesai dibangun pada awal 2026 dan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja.

Rosan berharap investasi ini menjadi sinyal positif bagi iklim investasi di Indonesia, mengingat saat ini pemerintah juga sedang menjalin komunikasi dengan investor besar lainnya. Namun, ia tidak merinci nama-nama investor tersebut dan menghindari diskusi soal iPhone seri 16 yang masih belum diizinkan masuk ke pasar Indonesia. Mengenai kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Rosan menyebutkan bahwa hal itu merupakan tanggung jawab Kementerian Perindustrian.

Sebelumnya, Nick Amman juga bertemu dengan Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita. Dalam pertemuan tersebut, Apple menyerahkan proposal resmi terkait rencana investasi, tetapi Agus menegaskan bahwa isi proposal tersebut tidak dapat diungkapkan karena masih dalam proses negosiasi. Agus menyampaikan bahwa tidak ada batas waktu untuk menyelesaikan negosiasi ini, karena yang lebih diutamakan adalah substansi kesepakatan. Ia juga menyatakan bahwa nilai investasi 1 miliar dolar AS yang diajukan Apple dianggap masih kurang, terutama jika dibandingkan dengan investasi Apple di negara-negara tetangga seperti Vietnam dan India. Indonesia, menurut Agus, tetap memegang prinsip keadilan dalam negosiasi ini, termasuk dengan mempertimbangkan nilai tambah, pemasukan bagi negara, dan penciptaan lapangan kerja.

Dari sudut pandang ekonomi, Josua Pardede, ekonom di Bank Permata, menilai investasi Apple di Batam ini menunjukkan potensi Indonesia dalam rantai pasok global sektor teknologi tinggi. Batam, dengan kedekatannya ke Singapura, dinilai strategis untuk mendukung ekspor dan logistik. Namun, ia mencatat bahwa nilai investasi ini masih lebih kecil dibandingkan Vietnam karena ekosistem industri di Indonesia belum sekuat negara tersebut. Apple di Vietnam telah membangun rantai pasok yang lengkap, termasuk tenaga kerja terlatih dan pemasok komponen.

Selain itu, Josua menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia, seperti regulasi yang rumit, daya beli masyarakat yang rendah untuk produk premium, serta infrastruktur dan ekosistem industri yang belum optimal. Ia menyarankan pemerintah untuk mempercepat pembangunan kawasan industri berbasis teknologi tinggi, memperbaiki regulasi, dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang manufaktur dan teknologi. Menurutnya, jika proyek seperti ini dikelola dengan baik, Indonesia dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk menarik lebih banyak investasi di sektor teknologi tinggi dan meningkatkan daya saingnya di kawasan.

Editor: Agung