Cuaca Ekstrem, Warga Batam Terancam Teror Buaya Lepas dari Penangkaran PT Perkasa Jagat Karunia di Pulau Bulan

Salah satu buaya yang lepas dari penangkaran PT Perkasa Jagat Karunia di Pulau Bulan Batam dan berhasil ditangkap kembali. (Foto: Net)

J5NEWSROOM.COM, Batam – Cuaca ekstrim yang melanda Kota Batam menyebabkan berbagai masalah bagi masyarakat, mulai dari banjir dan tanah longsor hingga teror buaya yang lepas dari penangkaran.

Buaya-buaya tersebut diketahui berasal dari penangkaran yang dikelola PT Perkasa Jagat Karunia (PJK) di Pulau Bulan Batam. Dua tanggul di lokasi penangkaran jebol akibat hujan deras yang berkepanjangan. Tanggul pertama memiliki ukuran kecil, sekitar 2 meter, sementara tanggul kedua lebih besar, mencapai 10 meter.

Lurah Pulau Buluh, Arpin, meminta PT PJK bertanggung jawab atas insiden tersebut. Menurut Arpin, lepasnya puluhan buaya dari penangkaran telah membuat warga resah, terutama masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan.

“Kami minta perusahaan bertanggung jawab. Ini sudah sangat meresahkan. Kehidupan masyarakat terganggu karena dihantui teror buaya,” ujar Arpin, Rabu (15/1/2025).

Arpin menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencari solusi atas masalah ini. “Kami akan melakukan rapat bersama pimpinan dan pihak perusahaan agar mereka serius menangani masalah ini,” ungkapnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada saat beraktivitas di laut, mengingat belum ada informasi pasti mengenai jumlah buaya yang lepas. “Dugaan kami, jumlahnya lebih dari lima ekor. Warga juga masih melakukan perburuan,” kata Arpin.

Tiga Buaya Berhasil Ditangkap

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Batam, Tomy, mengungkapkan bahwa tiga ekor buaya berhasil ditangkap pada Selasa (14/1/2025) malam. Operasi tersebut melibatkan tim gabungan dari BKSDA, warga setempat, perangkat kelurahan, dan kepolisian di perairan Pulau Buluh. “Berkat kerja sama yang baik, tiga ekor buaya berhasil diamankan tadi malam,” ujarnya.

Setelah ditangkap, buaya-buaya tersebut langsung dikembalikan ke penangkaran di Pulau Bulan yang tanggulnya telah diperbaiki. Tomy juga menduga beberapa buaya yang berhasil ditangkap adalah buaya liar, bukan buaya penangkaran.

“Buaya penangkaran biasanya memiliki tanda, seperti potongan pada bagian ekor. Sementara buaya liar cenderung lebih agresif,” jelasnya.

Menurut Tomy, buaya penangkaran yang lepas cenderung tidak pergi jauh dari lokasi, karena sudah terbiasa mendapat makanan di penangkaran.

Sementara itu, perwakilan PT PJK, Wahyu, tidak memberikan informasi rinci mengenai jumlah buaya yang lepas. Namun, pihak perusahaan terus melakukan patroli untuk mencari dan menangkap buaya yang masih berkeliaran.

“Kami hanya menjemput buaya yang berhasil ditangkap oleh warga. Untuk informasi lebih lanjut, nanti pihak perusahaan yang akan menyampaikan,” kata Wahyu.

Hingga saat ini, jumlah buaya yang lepas diperkirakan mencapai 10 ekor. Insiden ini menambah daftar masalah yang harus segera diselesaikan, mengingat dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat di sekitar Pulau Buluh.

Editor: Agung