J5NEWSROOM.COM, Subang – Di bawah bayangan megah Gunung Tangkuban Perahu, sebuah kisah inspiratif lahir dari lapangan sederhana di Desa Ciater, Subang, Jawa Barat. Sekolah Sepak Bola (SSB) Naraga, yang berdiri sejak 2021, telah mencatatkan prestasi gemilang di kancah sepak bola, menjadi simbol harapan regenerasi talenta muda Indonesia.
SSB Naraga berhasil menjuarai Piala Soeratin untuk kategori usia 13 dan 15 tahun tingkat Kabupaten Subang. Tak hanya itu, tim ini juga meraih posisi runner-up pada Top Soccer Championship U17 tingkat nasional di Jakarta pada 2024.
“Awalnya, kami hanya mengandalkan iuran seadanya dari orang tua,” ujar Didin Wahyudin, pelatih SSB Naraga, Kamis (16/1). Yayasan Naraga Muda Ciater memulai SSB ini untuk memberi ruang positif bagi anak-anak desa yang sebelumnya hanya bermain tanpa arah di jalanan. Kini, SSB Naraga menaungi 160 anak yang berlatih penuh semangat, meski dengan fasilitas terbatas.
Keadaan berubah signifikan berkat dukungan PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS) melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). TMMS menyediakan bola, peralatan latihan, seragam, serta merenovasi lapangan.
“Lapangan yang dulu sering tergenang kini lebih layak, bahkan ada tribun kecil untuk penonton,” kata Didin. CEO TMMS, Herryan Syahputra, menegaskan bahwa program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan pada prinsip keberlanjutan. “Mendukung SSB Naraga adalah investasi pada generasi masa depan,” ujarnya.
Prestasi yang Membanggakan
Kerja keras anak-anak SSB Naraga terbayar dengan berbagai prestasi. Pada 2023, mereka menjuarai Piala Gubernur Jawa Barat untuk kelompok usia 12 tahun, diikuti kemenangan Piala Soeratin U13 di tahun yang sama. Setahun kemudian, kelompok U15 turut menorehkan gelar serupa.
“Kami sering menghadapi kendala, seperti lapangan yang tak memadai dan peralatan terbatas. Namun, dukungan warga dan TMMS membuat kami terus maju,” tambah Didin.
Selain mengasah bakat sepak bola, SSB Naraga menjadi wadah pembentukan karakter anak-anak. “Di sini, mereka belajar disiplin, kerja sama, dan menjauhi pengaruh negatif,” kata Anjas Jasmani, perwakilan TMMS. Kurikulum latihan juga menyisipkan nilai-nilai sikap dan kedisiplinan, menyiapkan mereka menjadi generasi yang tangguh.
Dengan semangat dan dukungan komunitas, SSB Naraga membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk meraih mimpi besar. “Dari lapangan desa ini, kami ingin menunjukkan bahwa segalanya mungkin jika ada semangat dan kerja sama,” pungkas Didin.
Editor: Agung