J5NEWSROOM.COM, Presiden Amerika Serikat yang baru dilantik, Donald Trump, menandatangani hampir 200 perintah eksekutif pada hari Senin, 20 Januari 2025, banyak di antaranya yang bertentangan langsung dengan kebijakan mantan Presiden Joe Biden. Dalam pidato pelantikannya di Washington, Trump menyampaikan bahwa dirinya diselamatkan Tuhan untuk mewujudkan kembali kemegahan Amerika, menyebut hari pelantikannya sebagai “Hari Pembebasan” bagi warga negara Amerika.
Trump mengkritik pemerintahan Biden yang menurutnya gagal dalam melindungi warga Amerika, karena membiarkan migran ilegal masuk ke negara itu. Trump menyebut pemerintahan Biden telah memberikan tempat perlindungan bagi penjahat berbahaya, banyak di antaranya yang berasal dari penjara dan lembaga kesehatan mental yang memasuki AS secara ilegal. Dalam pidatonya, Trump berjanji akan mendeklarasikan keadaan darurat nasional di perbatasan selatan dan menggunakan dana federal untuk membangun tembok perbatasan, sebuah langkah yang tidak memerlukan persetujuan Kongres. Selain itu, dia juga menyatakan akan memulai proses deportasi terhadap jutaan imigran kriminal.
Salah satu langkah yang diprediksi akan memicu kontroversi adalah rencananya untuk mengerahkan pasukan ke perbatasan Meksiko, yang kemungkinan besar akan menghadapi tantangan hukum terkait pembatasan penggunaan pasukan militer di dalam negeri. Trump juga berencana untuk menandatangani perintah yang akan menangguhkan kewarganegaraan bagi anak-anak yang lahir di AS dari imigran tidak berdokumen, yang berpotensi melanggar Amandemen ke-14.
Dalam masalah hak-hak transgender, Trump mengeluarkan kebijakan yang menyatakan bahwa Amerika Serikat hanya mengakui dua jenis kelamin, yakni laki-laki dan perempuan. Kebijakan ini akan mengakhiri program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi di tingkat federal, serta melarang perempuan transgender berpartisipasi dalam olahraga perempuan, melarang individu transgender bertugas di militer, dan mencabut perlindungan bagi narapidana transgender. Selain itu, Trump berencana untuk memberlakukan kembali perintah yang membatasi pelatihan keberagaman di tempat kerja yang sebelumnya dicabut oleh Biden.
Trump juga mengulang keinginannya untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi “Teluk Amerika” dan berusaha mengembalikan kontrol Terusan Panama ke Amerika Serikat, meskipun tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai cara untuk mewujudkannya.
Editor: Agung