J5NEWSROOM.COM, Jakarta – Indonesia telah resmi bergabung dengan blok negara-negara berkembang BRICS, yang dipimpin oleh Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Pengumuman ini dilakukan pada 6 Januari 2025 oleh Brazil, yang saat ini memegang presidensi BRICS. Indonesia menjadi satu-satunya negara Asia Tenggara yang diterima sebagai anggota penuh, mengikuti negara-negara seperti Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab yang telah bergabung sebelumnya.
Keanggotaan ini membuka peluang bagi Indonesia untuk bekerja sama dengan negara-negara besar dalam upaya reformasi organisasi multilateral seperti PBB. Beberapa ahli, seperti Teuku Rezasyah dari Universitas Padjajaran, menyebutkan bahwa Indonesia dapat menggalang dukungan dari negara-negara BRICS untuk mendesak perubahan pada Dewan Keamanan PBB yang telah lama dianggap tidak representatif, khususnya terkait hak veto yang dimiliki oleh lima anggota tetapnya.
Indonesia juga telah mendorong reformasi PBB sejak 1960 dan aktif dalam kelompok kerja terkait reformasi tersebut, baik sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada 2019-2020 maupun melalui inisiatif lainnya. Menteri Luar Negeri Indonesia, Roy Soemirat, menekankan pentingnya revitalisasi PBB untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan seimbang.
Meski demikian, ada kekhawatiran di kalangan beberapa pihak, termasuk anggota DPR Indonesia, bahwa dengan bergabungnya Indonesia dengan BRICS, Indonesia mungkin akan semakin mendekat ke Rusia dan China, yang dapat menyebabkan ketegangan dengan negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Indonesia juga menunjukkan komitmen untuk berperan aktif dalam isu-isu global seperti perdamaian dunia dan mengirimkan lebih banyak pasukan penjaga keamanan ke Gaza sebagai bagian dari upaya mendorong perdamaian di wilayah tersebut.
Sugiono, dalam pernyataan melalui X pada 16 Januari menyampaikan harapannya bahwa kesepakatan gencatan senjata yang telah dicapai bisa menjadi “momentum untuk mendorong perdamaian di Palestina.”
Editor: Agung