Sekjen Kemenag Indonesia Hadiri Konferensi Islam ASEAN di Bangkok, Bahas Kemanusiaan dan Lingkungan

Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin jadi salah satu pembicara kunci pada Konferensi Islam ASEAN di Thailand. (Foto: Kemenag)

J5NEWSROOM.COM, Bangkok – Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, Kamaruddin Amin, mewakili Indonesia sebagai pembicara kunci pada Konferensi Islam ASEAN III yang digelar di Bangkok, Thailand. Konferensi ini, yang berlangsung dari 25 hingga 27 Januari 2025, diselenggarakan oleh Kerajaan Arab Saudi dengan tujuan memperkuat pesan harmoni, cinta, toleransi, serta perdamaian di kawasan Asia Tenggara.

Acara ini dihadiri oleh berbagai pejabat, tokoh agama, akademisi, serta peneliti dari negara-negara anggota ASEAN. Konferensi dibuka oleh Menteri Urusan Agama Arab Saudi, Syekh Abdul Latif bin Abd Aziz Al Syekh, dan menjadi platform penting untuk mempromosikan moderasi serta menanggulangi ekstremisme dan terorisme.

Kamaruddin Amin menjadi salah satu pembicara pada sesi yang dihadiri oleh Menteri Agama Arab Saudi. Dalam pidatonya yang disampaikan dalam bahasa Arab, Kamaruddin membahas tema “Pilar Umat Terbaik (Mabadi Khaira Ummah) untuk Kemanusiaan dan Keberlanjutan Lingkungan.” Ia mengutip ayat dalam Al-Qur’an, Surat Ali Imran ayat 110, yang menjelaskan bahwa umat Islam adalah “umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,” yang memiliki kewajiban untuk menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, serta beriman kepada Allah.

Kamaruddin menekankan bahwa menjadi umat terbaik bukanlah sebuah label yang diberikan begitu saja, melainkan amanah yang harus diwujudkan melalui keimanan, amal saleh, dan kontribusi nyata untuk kebaikan umat manusia. “Rasulullah saw telah menunjukkan bagaimana prinsip-prinsip Islam diterapkan dalam membangun masyarakat yang adil, beradab, dan harmonis,” ujar Kamaruddin dalam paparannya.

Selain itu, Kamaruddin juga mengungkapkan pentingnya menjaga hubungan dengan alam (hablum minal ‘alam) yang mencakup kewajiban untuk merawat lingkungan dan memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab. Semua prinsip tersebut terangkum dalam konsep Khaira Ummah, yang menurutnya memiliki relevansi kuat dalam menghadapi krisis kemanusiaan dan kerusakan lingkungan.

Dalam kesempatan tersebut, Kamaruddin mengusulkan lima prinsip utama dari Mabadi Khaira Ummah, antara lain kejujuran (Ash-Shidq), amanah dan menepati janji (Al-Amanah wal Wafa’ bil ‘Ahd), keadilan (Al-‘Adalah), tolong-menolong (At-Ta’awun), serta konsistensi (Al-Istiqamah). Menurutnya, prinsip-prinsip ini adalah fondasi untuk membangun masyarakat yang unggul dan berakhlak mulia.

Kamaruddin juga memberikan tiga solusi utama untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dan pelestarian lingkungan. Pertama, penguatan pendidikan multidimensional yang mengintegrasikan nilai-nilai Islami dengan kesadaran lingkungan. Kedua, kolaborasi regional untuk keberlanjutan dengan kebijakan bersama yang berfokus pada pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Ketiga, membangun kepemimpinan moral yang dapat memberikan solusi terhadap tantangan global.

“Semoga konferensi ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun forum kepemimpinan Islam yang berkomitmen menyelesaikan tantangan-tantangan regional, terutama dalam menjaga kemanusiaan dan lingkungan hidup,” harapnya.

Editor: Agung