J5NEWSROOM.COM, Kasus penembakan sejumlah WNI oleh aparat keamanan Malaysia menjadi perhatian serius, terutama karena waktunya bertepatan dengan kunjungan kerja Presiden Prabowo Subianto ke Malaysia. Insiden ini mengungkap dinamika kompleks dalam hubungan bilateral Indonesia-Malaysia yang selama ini menghadapi berbagai tantangan.
Penembakan terhadap lima WNI, dengan satu meninggal dunia dan empat luka-luka, terjadi saat mereka mencoba keluar dari Malaysia melalui jalur ilegal di Selangor. Aparat Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) menyebut tindakan mereka sebagai bagian dari pengawasan terhadap imigrasi ilegal. Namun, penggunaan kekerasan dalam insiden tersebut menimbulkan pertanyaan serius tentang pelanggaran prosedur dan penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use of force).
Para pengamat, seperti Teuku Rezasyah, menilai bahwa insiden ini bersifat kebetulan dan tidak terkait langsung dengan kasus pemerasan yang melibatkan warga Malaysia di Indonesia pada acara Djakarta Warehouse Project (DWP) Desember 2024. Namun, penembakan ini tetap menuntut penyelidikan mendalam agar penyebab dan tanggung jawab dapat dipastikan, serta agar tidak memperburuk hubungan diplomatik kedua negara.
Indonesia melalui KBRI dan Kemlu RI telah menyampaikan nota diplomatik ke Kementerian Luar Negeri Malaysia, meminta penyelidikan transparan atas kasus ini. Menteri P2MI Abdul Kadir Karding juga menekankan pentingnya diplomasi untuk memastikan perlindungan dan keadilan bagi korban. Akses terhadap korban baru akan diberikan oleh pemerintah Malaysia pada 29 Januari 2025, setelah proses pengawasan selesai.
Sementara itu, insiden pemerasan terhadap 45 warga Malaysia di acara DWP di Jakarta pada akhir 2024 menunjukkan tantangan lain dalam hubungan bilateral kedua negara. Oknum polisi yang diduga terlibat telah ditangkap oleh Polri, menunjukkan komitmen Indonesia untuk menegakkan hukum dan menjaga citra positif di mata internasional.
Kasus penembakan ini menyoroti pentingnya koordinasi antara kedua negara dalam menangani persoalan lintas batas, terutama yang melibatkan warga negara masing-masing. Upaya diplomasi yang transparan, penegakan hukum yang adil, serta komunikasi yang efektif menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Malaysia di masa mendatang.
Editor: Agung