J5NEWSROOM.COM, Mantan Menteri Pertanian periode 2004-2009, Anton Apriyantono, menilai bahwa pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) dapat berlangsung secara berkelanjutan jika disinergikan dengan program swasembada pangan. Ia menekankan bahwa anggaran besar yang dialokasikan untuk MBG sebaiknya juga digunakan untuk mendukung pencapaian swasembada pangan agar kebutuhan pangan program ini dapat dipenuhi secara mandiri tanpa bergantung pada impor.
Anton menyoroti bahwa pelaksanaan program MBG saat ini masih bertumpu pada bahan impor. Jika model pengadaan bahan makanan seperti ini terus berlanjut, maka dalam jangka panjang akan menguras anggaran tanpa memberikan dampak positif bagi petani, peternak, dan nelayan dalam negeri. Ia menekankan bahwa program MBG harus menjadi peluang untuk mengangkat pangan lokal Indonesia dengan melakukan pemetaan potensi daerah.
Menurutnya, anggaran yang besar seharusnya tidak hanya difokuskan pada belanja bahan makanan, tetapi juga dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur pertanian, perikanan, dan peternakan. Jika infrastruktur ini dapat berkembang, keberlanjutan program MBG akan lebih terjamin dengan anggaran yang lebih efisien. Namun, jika model pengadaan masih seperti saat ini, program ini hanya akan menguntungkan pedagang, importir, dan pengusaha tertentu.
Anton juga menekankan pentingnya menyesuaikan menu MBG dengan kearifan lokal di setiap wilayah. Menurutnya, menu MBG tidak bisa disamaratakan di seluruh daerah, karena kebutuhan dan ketersediaan bahan pangan berbeda di setiap tempat. Pemerintah perlu berfokus pada pemenuhan gizi minimum daripada penyeragaman jenis makanan yang diberikan dalam program ini.
Selain itu, Anton menilai bahwa program intensifikasi pertanian saat ini masih didominasi oleh bantuan-bantuan, yang seharusnya disertai dengan pendampingan untuk meningkatkan produksi. Salah satu cara yang ia usulkan adalah melalui Sekolah Lapang, yang berfungsi sebagai tempat belajar bagi petani sekaligus ruang kerja bagi para penyuluh pertanian. Dengan integrasi seperti ini, program MBG dapat lebih mendukung keberlanjutan sektor pertanian dalam negeri.
Editor: Agung